Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Kompetensi Dokter Adalah Pelecehan?

Kompas.com - 23/08/2010, 15:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para calon dokter muda Indonesia yang tergabung dalam Forum Dokter Muda Indonesia menyatakan belum siap menerima Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)). FDMI menilai, keberadaan UKDI hanya merupakan proses yang memperlambat seseorang menjadi seorang dokter.

Demikian diungkapkan Juru Bicara FDMI Hendra Sihite mewakili puluhan calon dokter muda dari sejumlah perguruan tinggi yang mendatangi Gedung DPR/MPR di Jakarta, Senin (23/8/2010), untuk menyampaikan kegelisahan dan kekecewaan mereka terkait pelaksanaan UKDI. Menurutnya, UKDI tidak sejalan dengan kebutuhan tenaga dokter yang sangat tinggi serta peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia.

"Perbandingan dokter dengan pasien di Indoensia 1:300 ribu jiwa dan hanya sekitar 40 persen Puskesmas yang dikepalai oleh dokter," katanya.

FDMI mendesak UKDI tidak diperlukan dan tidak perlu diberlakukan. "UKDI lebih baik dibubarkan, karena kurikulum dan akreditasi merupakan salah satu jawaban yang baik untuk standardisasi," ujar Hendra.

Menurut dia, lima sampai enam tahun ke depan atau lebih, seorang mahasiswa dibentuk menjadi seorang dokter serta diuji oleh dosen yang berkompeten dalam bidangnya dan dinyatakan lulus. Namun, tidak menjadi jaminan bahwa seorang mahasiswa dapat menjadi dokter karena masih harus menjalani ujian di UKDI.

"UKDI ini merupakan pelecehan terhadap para dosen, fakultas kedokteran dan rumah sakit yang turut berperan dalam pendidikan dokter di Indonesia," kata Hendra.

Hendra menyatakan, kompetensi seseorang di bidang kedokteran tidak bisa hanya didasarkan pada kepandaian dalam menjawab soal UKDI. UKDI hanya sebuah tes yang diselenggarakan setahun sekali, sehingga hanya akan mempersulit atau menghambat mahasiswa lulusan kedokteran untuk memperoleh pekerjaan sesuai bidang yang digelutinya selama ini.

Dia melanjutkan, tidak relevan menganggap kompetensi dokter semata-mata ditentukan berdasarkan UKDI. Jika UKDI tidak lulus, maka seluruh proses pendidikan di fakultas kedokteran akan sia-sia.

"Kami tidak ingin menjadi dokter yang kompetensinya hanya didasarkan pada kemampuan menjawab soal-soal ujian dalam UKDI," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com