Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herpin, Sarjana Teknik, CEO Kursus Bahasa

Kompas.com - 26/08/2010, 11:27 WIB

Bermodal awal hanya Rp 300.000, Herpin Dwijayanti (24) mulai menyebarkan brosur. Saat itu tahun 2007 ia bersama tiga temannya membuka kursus bahasa asing. Bukan usaha yang mudah karena hanya sekitar 10 peserta mendaftar pada bulan pertama.

"Saya berpikir, harus punya cara supaya konsumen mau datang," kata pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Hikari Language Center itu.

Strategi branding lalu dianggap cara yang paling pas. Semasa kuliah 2005-2009, ia pernah menjabat sebagai asisten laboratorium bahasa di kampusnya. Herpin juga ketua Student English Club. Padahal, bidang kajian yang diambil sebenarnya tak berhubungan sama sekali dengan usaha milik Herpin.

Ia adalah sarjana teknik. Lulusan Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom, Bandung, itu juga kerap mengikuti lomba pidato bahasa Inggris antarkampus. Karena itu, teman-teman kuliahnya sudah cukup mengenal kemampuan Herpin. Banyak di antara mereka yang kemudian tertarik mengikuti kursus.

Peserta kursus semakin banyak hingga menjadi 80 orang pada akhir 2008. Kini jumlah peserta mencapai 400 orang. Hikari Language Center mampu mempekerjakan 28 pengajar dan tujuh pegawai. Kursus yang awalnya hanya untuk Inggris dan Jepang pun bertambah menjadi delapan bahasa.

"Saya tambah bahasa Belanda, Korea, Jerman, Mandarin, Perancis, dan Arab. Tahun 2009 saya bisa membuka kantor di Jalan Raya Bojongsoang 138, Bandung," katanya. Jumlah tempat kursus juga bertambah dari satu menjadi enam lokasi. Selain Bojongsoang, tempat lain antara lain juga di Dago, Tubagus Ismail Raya, Antapani, dan Surapati. 

Minati bahasa

Usaha Herpin berawal dari minatnya terhadap bahasa. Pada awal 2003 ia berangkat ke Jepang mengikuti program pertukaran pelajar. Lulusan SMA Negeri 1 Depok itu tinggal di Tokyo selama setahun. "Sekembalinya dari Jepang, saya mengajar privat di lembaga kursus bahasa supaya tidak lupa, tapi hanya sekitar tiga bulan," katanya.

Kesibukan sebagai mahasiswa dan niat menjalankan usaha hanya karena hobi sempat membuat Herpin gamang. Pada 2008 semangatnya turun. "Motivasi kurang terarah. Saat itu saya berpikir mau melanjutkan atau tidak. Maka, di situlah pentingnya visi. Lembaga itu mau jadi apa," katanya.

Visi bisnis menjadi faktor yang mutlak ditetapkan. Dalam tiga tahun mendatang, Herpin bercita-cita menjadikan lembaga kursusnya sebagai yang terdepan di Jabar.

Tak hanya dalam bisnis, inovasi, dan kemampuan bahasa, Herpin juga memerhatikan aspek sosial. Tarif kursus yang ditetapkan relatif terjangkau. Biaya setiap paket mulai Rp 275.000 per orang untuk delapan kali pertemuan selama dua bulan.

"Saya mau kursus bisa diikuti semua lapisan masyarakat. Sisi sosial juga dipikirkan dengan menyerap tenaga kerja," ujarnya. (dwi bayu radius)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com