Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh... Malaysia Incar Dosen Ilmu Dasar

Kompas.com - 30/08/2010, 11:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Malaysia mengincar para dosen dan peneliti Indonesia yang menguasai ilmu-ilmu dasar dan rekayasa untuk bekerja di Malaysia. Meskipun banyak yang menerima, tak sedikit pula dosen dan peneliti Indonesia yang menolak tawaran tersebut.

Ketua Program Studi Aeronautika dan Astronautika, Institut Teknologi Bandung (ITB), Leonardo Gunawan, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (28/8/2010), mengatakan bahwa setiap ada tamu dari perguruan tinggi di Malaysia, mereka selalu menawari dosen-dosen di program studinya untuk mengajar dan meneliti di Malaysia.

Tawaran kepada dosen-dosen Aeronautika dan Astronautika yang dulu dikenal dengan nama Teknik Penerbangan itu karena Malaysia ingin mengembangkan industri penerbangan. Malaysia sudah banyak menginvestasikan peralatan-peralatan yang canggih.

Namun, peralatan tersebut belum dapat dioperasikan karena tenaga mereka sekitar tahun 2000 masih belajar di luar negeri sehingga mengundang dosen dan peneliti dari sejumlah  negara, termasuk Indonesia. Model tawaran lainnya adalah dengan mengundang dosen atau peneliti dalam pertemuan-pertemuan ilmiah internasional yang sering diadakan di Malaysia.

Menurut Kepala Observatorium Bosscha yang juga dosen Program Studi Astronomi ITB, Hakim L Malasan, saat mendatangi forum-forum ilmiah itulah para dosen dan peneliti ditawari mengajar sembari meneliti di Malaysia.

Walau banyak mengundang dosen dari Inggris yang menyesuaikan dengan sistem pendidikan mereka atau dari Amerika Serikat, Malaysia lebih suka mencari orang serumpun untuk mengembangkan komunitas inti penelitian mereka.

”Kedekatan budaya menjadi alasan utama,” kata Hakim, yang terakhir ditawari untuk bekerja di Malaysia pada tahun 2007, saat negara itu ingin membangun Observatorium Nasional. (MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com