Denpasar, Kompas -
”Kami terpaksa menitipkannya di kantor pusat, baik arsip catatan sejarah maupun ratusan foto. Kantor arsip di sini belum memadai, takut rusak. Ruang penyimpanan jauh dari standar,” kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Bali Ni Luh Putu Praharsini di Denpasar, Selasa (14/9).
Kearsipan tentang Pulau Bali dan sejarahnya amat memprihatinkan. Koleksinya belum lengkap, juga sistem penyimpanannya. Kurangnya perhatian pemerintah daerah serta minat masyarakat pada kearsipan dinilai menjadi salah satu penyebab.
Menurut dia, standar penyimpanan arsip, antara lain, ada lemari simpan khusus, alat pengatur suhu ruang, hingga alat pemadam api otomatis. Di sisi lain, digitalisasi arsip sudah berjalan untuk sekitar 400 naskah kuno.
Kini pihaknya mengusulkan anggaran 2011 kepada Gubernur Bali sekitar Rp 2 miliar. Tahun- tahun sebelumnya besar anggaran sekitar Rp 1 miliar.
Direktur Udayana University Press Made Jiwa Atmaja mengakui, pihak kampus masih rendah partisipasinya untuk meningkatkan minat mahasiswa pada kepustakaan dan kearsipan. ”Dokumen mengenai Bali justru di negara lain,” kata Atmaja.
Praharsini, saat peringatan Hari Kunjung Perpustakaan, Selasa, mengatakan, perlu dukungan semua pihak agar perpustakaan tetap diminati masyarakat. Koleksi Perpustakaan Daerah Provinsi Bali sekitar 2.100 buku—85 judul. Kunjungan rata-rata 500 orang per hari. Buku paling diminati adalah fiksi.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan