Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Anggaran Kesehatan Indonesia Selalu Terbatas

Kompas.com - 09/10/2010, 06:22 WIB
EditorLusia Kus Anna

Paris, Kompas - Anggaran kesehatan di Indonesia selalu jauh dari kebutuhan. Padahal, persoalan kesehatan yang dihadapi sangat beragam. Efisiensi anggaran menjadi pilihan agar program kesehatan tepat sasaran.

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam diskusi Prioritas Sistem Kesehatan Saat Anggaran Terbatas di Pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan Negara-negara Anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) di Paris, Perancis, Kamis (7/10) petang.

Saat ini anggaran kesehatan Indonesia hanya 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Berdasarkan pengalaman negara-negara OECD yang merupakan negara maju seperti dalam diskusi, berapa pun besaran anggaran tetap akan dirasakan kurang memadai. Sejumlah negara OECD ada yang menganggarkan 10 persen PDB mereka untuk kesehatan.

Anggaran Kementerian Kesehatan pada 2010 hanya mencapai Rp 20,8 triliun atau lebih dari 2 persen dari total APBN. Tahun 2011, anggaran naik menjadi Rp 26,2 triliun atau hampir 3 persen dari APBN 2011. Jika mengacu kepada UU Nomor 36 Tahun 2009, anggaran kesehatan seharusnya minimal 5 persen dari APBN.

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Keuangan Chalik Masulili menambahkan, kini sekitar 56 persen—sekitar 130 juta jiwa—masyarakat Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan.

Endang juga mengatakan, hal yang bisa dilakukan adalah membuat program fokus pada kelompok yang benar-benar membutuhkan dan dilakukan secara inklusif dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat. ”Program harus responsif, sesuai kondisi geografis dan sosial budaya setempat,” katanya.

Penggunaan obat generik menjadi salah satu alternatif yang perlu didorong terus. Penggunaan obat murah ini juga dilakukan negara-negara OECD. Tingkat penggunaannya di beberapa negara sudah 80 persen. (MZW)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+