Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kearifan Lokal yang Mengiringi

Kompas.com - 11/10/2010, 09:59 WIB

KOMPAS.com - Gampang sekali menemukan pohon mahoni (Swietenia mahagoni), dulu. Tanaman keras yang tumbuh lumayan tinggi itu memang merupakan pohon yang tumbuh liar di hutan jati.

Dalam saat bersamaan, sekitar 40 tahunan silam di kawasan Jakarta dan Bogor, adalah hal lazim tatkala orang dengan gampang menemukan pohon sentul (Sandoricum koetjape). Seturut catatan terkumpul, sentul juga dikenal sebagai pohon kecapi. Buah kecapi bulat matang seukuran kepalan tangan orang dewasa itu rasanya manis asam. Kecapi amat digemari kebanyakan orang di wilayah tersebut. "Pohon-pohon itu kami biarkan tetap tumbuh di Sentul City (SC)," begitu kata Andrian Budi Utama, pekan lalu.

Lebih lanjut, Direktur PT Sentul City Tbk itu menerangkan pihaknya memang, sejak beberapa tahun lalu hingga kini, terus-menerus mengajak masyarakat untuk makin memahami konsep eco city. "Konsep ini merupakan satu dari empat pilar pengembangan kami," katanya.

Sejatinya, terang Andrian, eco city merupakan pengembangan dari konsep awal yakni garden city. "Bedanya, garden city hanya dari sisi hijaunya. Perkembangan sekarang kan harus juga mencakup pendekatan ke lingkungan komprehensif. Ini jenjangnya adalah eco city," tuturnya lagi.

Di dalam konsep tersebut, lanjut Andrian, kesinambungan pembangunan bisa menjadi lebih baik. Hal yang sama juga berkaitan dengan keanekaragaman hayati yang ada di wilayah SC.

Sebagai perwujudan konsep tadi, pengembang SC melakukan segala perbaikan demi menjaga iklim agar lebih sejuk. Di situ terdapat upaya untuk tidak merusak tatanan alam yang ada. Termasuk juga, mempertahankan kontur alam yang sudah ada berikut mempertahankan vegetasi.

Untuk soal vegetasi itu, pihak SC, masih menurut Andrian di kawasan jalan utama seluas 27 hektare, tetap terpelihara 6.500 pohon dari 57 jenis pohon. Jumlah itu belum termasuk perdu dan rumput.

Sementara, terkait dengan mahoni dan sentul tadi, Andrian juga mengatakan kalau pemilihan pada tanaman asli setempat merupakan salah satu realisasi dari penerapan kearifan lokal. Pilihan pada hal tersebut dirasa tepat lantaran pengelolaan ramah lingkungan justru kebanyakan berangkat dari kekayaan alam di suatu tempat. "Kearifan lokal yang mengiringi konsep eco city di SC," kata Andrian menegaskan.

Empat pilar

Berdiri sejak 1993, papar Andrian, SC saat ini mengelola kawasan sekitar 850 hektare. Di dalamnya ada kawasan komersial, fasilitas pendidikan, olahraga, kerohanian, dan rekreasi. Dari jumlah itu, 300 hektare di antaranya adalah ruang terbuka hijau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com