Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Majapahit Perlu Diluruskan

Kompas.com - 25/10/2010, 11:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Benda-benda arkeologis dan kesenian yang tersebar di Afrika dan teknik perkapalan para pelaut Nusantara yang memiliki sistem kemudi setengah lingkaran yang sama dengan sistem kemudi pada kapal-kapal besar hingga sekarang merupakan sisa-sisa peradaban dari Nusantara untuk dunia. Temuan-temuan ilmiah itu dan banyak temuan yang lain akan sangat berguna bagi perkembangan kesejarahan nasional.

Demikian terungkap dalam diskusi Pengaruh Peradaban Nusantara di Dunia, Sabtu, (23/10/2010) di Libra Room, Executive Club, Hotel Sultan, Jakarta. Diskusi yang digelar oleh Yayasan Suluh Nuswantara Bakti itu menghadirkan Irawan Djoko Nugroho SS, peneliti dan penulis Meluruskan Sejarah Majapahit sebagai pembicara dengan topik "Mengenali Peradaban Masa Lalu, Strategi Implementasi Kesatuan Nusantara dalam Pengembangan Wawasan Nusantara".

Irawan mengatakan, gambaran umum konsep pemerintahan dari masa ke masa, kompleksitas perwilayahan Majapahit masa lalu, serta aturan dan kekuatan dalam menjaga kompleksitas perwilayahan Majapahit memberi gambaran bahwa Majapahit sebagai pemimpin di Asia sesuai masanya.

“Tidak banyak yang tahu bahwa Majapahit dalam masa itu tidak merupakan aktor tunggal dalam meraih kebesarannya,” kata Irawan yang meluruskan bahwa selama ini kebesaran Majapahit diketengahkan sebagai bentuk kebesaran rakyatnya dengan Gajah Mada sebagai penggerak utama.

Dia mengungkapkan, gambaran ini perlu dikaji kembali setelah penemuan bentuk negara Majapahit yang ternyata merupakan kelanjutan dari bentuk desa asli dari wilayah Nusantara. Dia menilai temuan tersebut sebagai embrio bentuk negara federal pertama di dunia.

“Bentuk ini muncul kembali pada akhir abad ke-18 yang dimotori oleh Amerika Serikat,” kata Irawan.

Peradaban kuno

Sementara itu, pakar geologi lingkungan, Ir Oki Oktariadi, yang membawa topik “Peradaban Nusantara yang Ditemukan di Dunia” membahas gambaran umum tentang peradaban-peradaban Nusantara yang ada di dunia.

Dia menuturkan, hampir semua tulisan sejarah peradaban menempatkan Asia Tenggara sebagai kawasan pinggiran, identitas kelas dua atau kelas tiga di kancah internasional juga dalam tatanan sosial, politik, ekonomi antarbangsa.

Menurut Oki, tidak bisa disalahkan bila banyak pendapat menunjukkan bahwa perkembangan kebudayaan Nusantara subur berkembang hanya karena imbas migrasi manusia atau riak difusi budaya dari pusat peradaban lain yang berpusat di Mesir, China, dan India. Dalam makalahnya itu, Oki menyebutkan, dokter ahli genetik Stephen Oppenheimer (2004) yang belajar tentang sejarah peradaban melihat Asia Tenggara sebagai cikal bakal peradaban kuno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com