Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

USD Kembangkan Alarm Gelombang Gempa

Kompas.com - 25/10/2010, 13:32 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta mengembangkan alarm pendeteksi gelombang gempa yang dapat memberikan peringatan terjadi gempa bumi.

"Alarm ini fungsinya bukan memprediksikan akan terjadi gempa, tapi hanya sebagai alarm atau peringatan terjadi gempa dan alarm ini berbunyi sesuai dengan gelombang gempa yang ditangkap alat ini," kata pengelola alarm pendeteksi gelombang gempa USD, Rake, di Yogyakarta, Senin (25/10/2010).

Di sela mengikuti pameran Volcano 2010 di gedung kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, ia mengatakan alarm ini hanya mendeteksi gelombang yang ditimbulkan dari gempa, dan hanya berfungsi sebagai peringatan semata kepada masyarakat tentang kuat atau lemahnya getaran gelombang gempa.

"Saat terjadi gempa ada dua gelombang yang ditimbulkan, yakni gelombang T dan gelombang S. Gelombang T terdapat saat sebelum terjadi gempa, yakni gelombang yang terdapat di pusat gempa atau episentrum. Sedangkan gelombang S adalah gelombang perusak yang biasanya dirasakan warga masyarakat saat gempa terjadi," katanya.

Selain itu, ia mengatakan dengan alarm pendeteksi gelombang gempa ini masyarakat akan dapat lebih mengetahui seberapa besar kekuatan gelombang gempa yang terjadi dengan melihat indikator yang ditunjukkan dengan warna sinyal lampu yang menyala.

"Dalam alarm pendeteksi gelombang gempa terdapat tiga indikator lampu sebagai sinyal yang menunjukkan seberapa besar kekuatan gelombang gempa itu. Jika warna merah dan hijau, diindikasikan kekuatan gelombang gempa sangat kuat. Sedangkan apabila kekuatan gelombang gempa kecil, maka indikator sinyal lampu tidak menyala," katanya.

Rake mengatakan alat pendeteksi gelombang gempa ini sangat mudah dioperasikan dan dapat dimonitor dari jarak jauh.

"Alarm ini dilengkapi dengan dua komponen yakni transmiter serta receiver," katanya.

Ia mengatakan cara pengoperasian alat ini hanya dihidupkan, dan dipasang antena yang cukup tinggi agar dapat menangkap gelombang magnet yang terdapat di pusat gempa.

"Dengan memasang antena yang cukup tinggi, maka semakin kuat untuk dapat mendeteksi gelombang gempa yang terdapat di pusat gempa," katanya.

Menurut dia, alarm pendeteksi gelombang gempa ini sudah dikembangkan sejak lama, namun masih perlu disempurnakan lagi.

"Sejak 2005 kami sudah mengembangkan alat ini, namun masih perlu disempurnakan lagi agar lebih efektif dan lebih optimal fungsinya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com