Jakarta, kompas
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta, Senin (25/10), mengatakan, mulai tahun ajaran ini, anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dilayani di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) akan mendapatkan biaya operasional sekolah (BOS), beasiswa untuk siswa miskin, dan bantuan manajemen mutu. Para guru relawan yang selama ini mendapat honor dari siswa akan mendapatkan tunjangan guru seperti yang diterima guru di daerah terpencil atau perbatasan.
”Mereka itu anak-anak bangsa. Untuk pendidikan dasar, mereka harus ditanggung negara,” kata Nuh.
Berdasarkan data Konsulat Jenderal RI di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, ada sekitar 40.000 anak-anak TKI yang tidak mendapatkan layanan pendidikan. Mereka sulit mengakses sekolah karena terbatasnya layanan pendidikan dari Pemerintah Indonesia di negara ini, sedangkan Pemerintah Malaysia melarang mereka bersekolah di sekolah milik Pemerintah Malaysia yang biayanya lebih terjangkau.
Alosius (40), salah seorang TKI di Sabah yang memiliki anak usia sekolah, mengatakan, di
Belum lagi banyak siswa yang terpaksa membayar biaya transportasi 80 RM-130 RM per bulan karena tempat tinggal mereka jauh dari sekolah.
”Biaya pendidikan ini amat berat bagi TKI sehingga banyak yang menunggak pembayaran uang sekolah. Tolong Pemerintah Indonesia bantu kami supaya anak-anak kami tetap bisa sekolah dan menjadi anak-anak pintar,” ungkap Alosius yang sudah 20 tahun bekerja di perusahaan penggergajian kayu di Sabah, Malaysia.
Nuh mengatakan, PKBM yang ada di Sabah akan menjadi sekolah filial yang menginduk ke Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang beroperasi sejak 2008. Saat ini ada tujuh PKBM yang dibina SIKK yang gurunya disediakan Kementerian Pendidikan Nasional.
Direktur Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan Nasional Didik Suhardi mengatakan, di PKBM yang jadi sekolah filial SIKK juga sudah dibuka SMP terbuka. Layanan ini memudahkan akses anak-anak TKI menuntaskan pendidikan dasar sembilan tahun.
”Kami juga akan memperkuat keterampilan supaya mereka punya bekal keahlian jika tidak bisa melanjutkan sekolah lagi,” ujar Didik.