Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongze Institute Akan Berdiri di Unas

Kompas.com - 27/10/2010, 11:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hubungan kerja sama antara Indonesia dan China yang sudah terbina sejak berabad-abad silam kini terus ditingkatkan melalui kerja sama di bidang perniagaan, politik, kebudayaan, dan juga pendidikan. Untuk mengembangkan kerja sama tersebut, dibutuhkan kesepahaman bahasa dan budaya antarkedua negara.

Melihat kondisi ini, kehadiran sebuah lembaga studi bahasa dan kebudayaan China di lembaga pendidikan Indonesia dipandang sangat penting untuk diwujudkan. Untuk itu, Universitas Nasional (Unas) bekerja sama dengan Guangxi University for Nationalities (GXUN) terus mematangkan pendirian lembaga yang dinamai Kongze Institute.

"Kami sangat ingin mendirikan lembaga studi bahasa dan budaya melalui Kongze Institute di Unas. Perkembangan program studi Mandarin di Unas sendiri sangat pesat sehingga kami yakin pendirian lembaga ini akan sangat bermanfaat bagi kedua negara," ungkap Party Secretary-general Guangxi University for Nationalities, Zhong Haiqing, dalam kunjungannya ke Unas, Rabu (27/10/2010).

Delegasi Guangxi University for Nationalities itu terdiri dari enam orang. Kedatangan mereka ke Unas, Senin (25/10/2010), diterima oleh Rektor Unas El Amry Bermawi Putera dan jajaran Wakil Rektor Unas.

Rektor Unas mengatakan, rencana pendirian Kongze Institute sebetulnya sudah mendapatkan sambutan yang baik oleh kedua negara. Bahkan, Pemerintah China telah mengeluarkan rekomendasi untuk pendirian enam Kongze Institute di Indonesia.

"Dan kami satu-satunya perguruan tinggi swasta yang termasuk di dalamnya," kata Bermawi.

Dia menuturkan, rencana pendirian Kongze Institute telah dimulai sejak penandatanganan MoU antara Unas dan GXUN pada 2008. Setahun kemudian, rencana tersebut diikuti dengan pendirian program studi Mandarin di Fakultas Bahasa & Sastra Unas.

"Saat ini kedua pihak hanya menunggu izin penyelenggaran dari Pemerintah Indonesia yang diharapkan keluar dalam beberapa bulan ke depan," ujar Bermawi.

Saat ini, Kongze Institute telah berdiri di dua negara, yaitu Thailand dan Laos. Ke depan, keberadaan lembaga ini di Indonesia diharapkan bisa seperti pusat-pusat studi bahasa dan budaya negara lain, seperti Erasmushuis (Belanda), British Council (Inggris), atau Le Centre Culturel Français (CCF-Perancis).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com