Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Masih Buka-Tutup

Kompas.com - 02/11/2010, 05:20 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Sejumlah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi, Sleman, tidak bisa menggelar kegiatan belajar- mengajar pada Senin (1/11). Sebagian besar sekolah di kawasan itu tutup menyusul letusan Gunung Merapi yang kembali terjadi.

Penutupan sekolah tersebut disebabkan dua hal, yakni rawan terkena luncuran awan panas dan digunakan sebagai barak pengungsian. Akibatnya, beberapa sekolah harus tutup sewaktu-waktu jika terjadi letusan Gunung Merapi dan baru aktif kembali jika kondisi sudah aman.

Kepala Bidang Perencanaan dan Standardisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DI Yogyakarta Baskara Aji mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan anak-anak pengungsi di sekolah-sekolah yang aman agar mereka tetap dapat bersekolah pada hari Senin.

Namun, rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan karena sejumlah sekolah di kawasan rawan bencana tersebut masih belum aktif.

Setidaknya 2.400 anak pengungsi setingkat SD dan TK tetap tidak dapat mengikuti pelajaran. Mereka ikut orangtua mereka bertahan di pengungsian dengan fasilitas terbatas.

Batal dijemput

Ratusan anak pengungsi tingkat SD di tempat-tempat pengungsian di Desa Kepuharjo dan Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, misalnya, rencananya akan dijemput siang hari untuk mengikuti pelajaran di beberapa SD di lokasi aman. Namun, rencana itu batal dilaksanakan. Anak-anak tersebut tetap bertahan di tempat pengungsian. Hari-hari mereka diisi bermain, sebagian di antaranya didampingi para relawan yang khusus memerhatikan perkembangan anak-anak.

Uhti (8), siswa kelas III SD Negeri Petung yang mengungsi di tempat pengungsian Desa Kepuharjo, terpaksa menyimpan kembali buku-buku pelajarannya karena bus yang dijanjikan menjemputnya tidak juga datang. Rencananya, ia akan mengikuti pelajaran pada Senin siang bersama teman-temannya di SD Negeri Bronggang Baru.

”Pak guru bilang kalau rencana sekolah hari Senin untuk sementara dibatalkan dulu,” katanya.

Anak-anak pengungsi tingkat SD di tenda pengungsian Desa Glagaharjo juga batal mengikuti pelajaran yang rencananya akan diselenggarakan di SD Muhammadiyah I Cepitsari. Wahyu Ferdianto (10), siswa kelas II SD Negeri Srunen itu batal berangkat sekolah. Ia malah harus ikut mengungsi menyusul terjadinya letusan Gunung Merapi pada Senin pagi itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com