”Kami sudah sepakat untuk terlibat dalam penanganan korban letusan Merapi, seperti kami dahulu terlibat dalam penanganan korban gempa di Bantul. Hanya saja, bantuannya seperti apa kami masih menunggu kajian dari Jakarta,” kata District Management Java Reconstruction Fund (JRF) DIY Wiji Utomo, Kamis (4/11) di Bantul.
Menurutnya, sesuai dengan komitmen, JRF hanya fokus pada bantuan yang bersifat infrastruktur. Mereka tidak menyediakan bantuan pangan atau jenis bantuan lainnya. ”Dari informasi sementara, ada sejumlah rumah warga yang rusak. Kami masih menunggu keseluruhan data pendukung,” katanya.
Dia mengatakan, selama ini JRF sudah melakukan pendampingan di tiga desa di Kecamatan Cangkringan, Sleman, yakni Desa Wukirsari, Umbulharjo, dan Desa Kepuharjo. Pendampingan tersebut fokus pada mitigasi bencana.
JRF beranggotakan negara-negara Eropa dan Amerika. Saat gempa menerjang wilayah DIY dan Jawa Tengah, mereka menyediakan dana hibah sekitar 60 juta dollar Amerika Serikat, yang disalurkan melalui Bank Dunia. Dana tersebut digunakan untuk membangun rumah-
Ekonomi
Setelah memberi dana untuk rekonstruksi rumah, JRF mengalokasikan dana 14,33 juta dollar AS untuk pengembangan ekonomi warga korban gempa di DIY dan Jawa Tengah. Uang tersebut digunakan untuk membantu akses pendanaan dan bantuan
Tak hanya berhenti sampai di situ, kiprah JRF terus berlanjut setelah gempa usai. Sejak 2009 sampai sekarang, mereka fokus pada penataan lingkungan berbasis mitigasi bencana. ”Program tersebut akan berakhir 2011. Total dana yang sudah dikucurkan untuk program tersebut sebesar Rp 1,25 miliar,” kata Sapto Putro, Koordinator Lapangan JRF Bantul II.
Secara terpisah, Soelistijono, area marketing Kami juga menyediakan donasi kepada ahli waris korban Merapi,” katanya.
(ENY)