Jalur pertama melalui
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Musliar Kasim yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu (13/11), mengatakan, setelah melalui sejumlah pertemuan, pada prinsipnya pimpinan PTN memahami kebijakan pemerintah seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010. Dalam peraturan pemerintah (PP) itu, antara lain, ditetapkan, penerimaan mahasiswa baru harus terbuka luas untuk semua anak bangsa dari Sabang hingga Merauke.
”Kami sudah membahas pola penerimaan mahasiswa secara nasional itu yang seperti apa. Tampaknya pimpinan PTN terbuka untuk seleksi nasional yang tertulis dan nontertulis,” ujar Musliar yang juga Rektor Universitas Andalas, Padang.
Musliar menjelaskan, penerimaan secara nasional lewat jalur tertulis polanya seperti
Adapun jalur nontertulis untuk mengakomodasi PTN yang menyeleksi calon mahasiswa dengan melihat prestasi dan nilai rapor siswa SMA sejak kelas I hingga kelas III. Selama ini setiap PTN melakukan sendiri seleksi tersebut dengan mengirimkan undangan kepada sekolah-sekolah yang dinilai potensial.
”Seleksi seperti ini pun akan masuk dalam porsi 60 persen seleksi nasional. Tidak lagi dilakukan setiap PTN, tetapi dikoordinasi secara nasional,” ungkap Musliar.
Adapun 40 persen dari kapasitas kursi yang tersedia, setiap PTN bisa membuka jalur masuk sendiri-sendiri atau berkelompok.
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka mengatakan, dari wacana yang berkembang dalam pertemuan Majelis Rektor PTN beberapa waktu lalu, setiap PTN bebas untuk menentukan persentase kursi untuk memenuhi kuota minimal 60 persen tersebut. Kesepakatan informal PTN, lewat jalur tertulis minimal 20 persen, sedangkan lewat jalur nontertulis atau panggilan minimal 10 persen.
Untuk jalur nontertulis, undangan bagi siswa SMA sederajat yang berprestasi nantinya dilakukan panitia nasional. Jadi, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan setiap perguruan tinggi. Siswa yang mendapat undangan bisa memilih PTN mana saja di seluruh Indonesia.
”Tentu saja, diterima atau tidaknya siswa yang diundang itu mengikuti syarat yang diminta oleh setiap PTN. Jika dia tidak diterima di PTN pilihan pertama, nanti dia punya peluang untuk dilihat apakah memenuhi syarat di PTN pilihan kedua atau ketiga,” ujar Akhmaloka.
Rektor IPB Herry Suhardiyanto, secara terpisah, mengatakan, 66 persen penerimaan mahasiswa baru IPB lewat jalur penelusuran minat dan bakat yang dinamakan undangan seleksi masuk IPB (USMI). Jalur masuk ini dilaksanakan sejak 1974. Kuota SNMPTN sebesar 16 persen sejak tahun 1974, sisanya jalur lain sekitar 18 persen. IPB melihat nilai siswa selama sekolah lebih mencerminkan kondisi siswa yang sebenarnya.