Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"E-Learning" dan Erupsi Merapi

Kompas.com - 18/11/2010, 10:51 WIB

Oleh EDI WINARNO AS

Erupsi Gunung Merapi yang terjadi menimbulkan dampak luar biasa. Aktivitas sosial-ekonomi di daerah sekitar Merapi menjadi lumpuh total, tak terkecuali aktivitas belajar-mengajar yang mengalami hal serupa.

Beberapa perguruan tinggi maupun sekolah terpaksa meliburkan anak didiknya demi keamanan dan keselamatan. Ancaman maut wedhus gembel hasil khas erupsi Gunung Merapi harus segera dihindari. Guyuran hujan abu vulkanik yang membuat kenyamanan terganggu serta ancaman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) juga tak bisa dianggap enteng.

Meskipun demikian, sebenarnya pembelajaran jarak jauh (distance learning) bisa terus dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology/ICT). Sebab alasan utama diliburkannya kegiatan belajar-mengajar karena kampus atau sekolahan dianggap tidak aman, bukan karena sedang memasuki waktu liburan sesuai yang dijadwalkan.

Pembelajaran jarak jauh dinilai penting sebagai penyambung rantai pendidikan, khususnya di jenjang perguruan tinggi meskipun hanya melalui dunia maya (cyber). Terjadinya erupsi Gunung Merapi juga berarti putusnya mata rantai pendidikan antara dosen dan mahasiswa.

Kiranya anggapan bahwa ”sedang terjadi bencana, kok, sempat ingat pelajaran” perlu kita tinggalkan. Pembelajaran jarak jauh perlu dilakukan sebagai alternatif mengisi kekosongan perkuliahan atau sekadar tambahan pelajaran. Selain itu, kemajuan ICT memungkinkan hal tersebut dilakukan. Mengapa tidak?

Pemanfaatan ”e-learning”

Salah satu metode pembelajaran jarak jauh yang dapat kita terapkan adalah e-learning berbasis internet. Perlu diketahui, e-learning adalah metode pembelajaran yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai, dan memudahkan proses belajar-mengajar serta dilakukan secara interaktif kapan pun dan di mana pun (Glossary, 2001).

Pembelajaran melalui e-learn- ing memang dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun, tidak terbatas ruang dan waktu. Apalagi sekarang ini dimudahkan oleh banyaknya warung internet, koneksi internet pribadi baik untuk di rumah maupun koneksi langsung modem GSM/CDMA ke laptop atau notebook.

Para mahasiswa yang tinggal di daerah aman dapat leluasa mengakses materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen melalui e-learning tersebut. Para mahasiswa yang turun menjadi relawan, saat beristirahat atau kembali ke rumah masing-masing, mereka juga dapat mengaksesnya dengan materi pembelajaran yang sama. Bagaimana dengan mahasiswa yang terpaksa tinggal di pengungsian?

Perlu diakui tempat pengungsian umumnya sangat minim bahkan tidak ada fasilitas yang berhubungan dengan ICT. Mahasiswa yang tinggal di pengungsian mengalami kesulitan seandainya ingin memperoleh pembelajaran melalui e-learning tersebut, namun diharapkan justru akan tercipta solidaritas antarmahasiswa. Misalnya, mahasiswa yang dapat mengaksesnya kemudian dengan sukarela mengunduh materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen, setelah dicetak atau di-print out dapat dibawa sebagai ”oleh-oleh ilmu” sekaligus menengok temannya yang tinggal di pengungsian. Hal ini juga dapat mengurangi kejenuhan mahasiswa selama berada di pengungsian.

Sayangnya, masih banyak dosen (termasuk guru) yang enggan memanfaatkan metode pembelajaran jarak jauh seperti e-learning dan menganggap metode pembelajaran konvensional dengan bertatap muka langsung tetap lebih maksimal dan dinilai cukup. Akan tetapi, terhentinya aktivitas belajar-mengajar secara konvensional menyadarkan kita bahwa metode pembelajaran jarak jauh seperti e-learning sangat diperlukan.

Dalam keadaan normal atau ketika aktivitas belajar-mengajar secara konvensional dapat berlangsung, e-learning boleh difungsikan cukup sebagai menu tambahan proses pembelajaran. Namun, dengan terhentinya aktivitas belajar-mengajar akibat bencana seperti sekarang ini, manfaat e-learning perlu dioptimalkan.

Di samping membantu proses pembelajaran, e-learning juga dapat dijadikan sebagai wahana diskusi dan penyebaran informasi penting terkait dengan bencana yang terjadi.

EDI WINARNO AS Alumnus S-2 Magister Teknik Informatika Udinus Semarang, Peserta Program Beasiswa Unggulan Depdiknas, Pernah Tinggal di Cangkringan, Sleman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com