Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Mahasiswa ke Pascasarjana Minim

Kompas.com - 19/11/2010, 11:46 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Jumlah peserta program pascasarjana di Indonesia per tahun sekitar 20.000 orang. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan China yang menyekolahkan sekitar 800.000 warganya setiap tahun ke tingkat pascasarjana. Adapun di India setiap tahun sekitar 500.000 warganya masuk tingkat pascasarjana.

”Untuk menambah jumlah lulusan pascasarjana, Bakrie Center Foundation (BCF) memberikan beasiswa untuk 100  mahasiswa sarjana setiap tahunnya,” kata pendiri dan Ketua BCF Anindya Novyan Bakrie di Singapura, Kamis (18/11/2010).

Dari 100 penerima beasiswa, 90 persennya kuliah di perguruan tinggi dalam negeri dan 10 persen kuliah di luar negeri. Untuk itu, menurut Anindya, BCF menjalin kerja sama dengan empat perguruan tinggi dalam negeri, yaitu ITB, IPB, UI, dan UGM.

”Kami harap bisa bekerja sama dengan lima perguruan tinggi lain untuk penyaluran beasiswa yang besarnya Rp 45 juta setiap mahasiswa,” kata Anindya.

”Mereka boleh mengambil program studi apa pun,” ujarnya.

Untuk perguruan tinggi luar negeri, BCF menjalin kerja sama dengan Stanford University Graduate School of Business serta Rajaratnam School of International Studies Nanyang Technological University, Singapura. Besar beasiswa di luar negeri disesuaikan dengan besar uang kuliah dan biaya hidup.

Penelitian

Pada hari yang sama, BCF memberikan sumbangan dana abadi 3 juta dollar Singapura (hampir Rp 20 miliar) kepada Nanyang Technological University (NTU) Singapura untuk membangun semacam pusat penelitian Asia Tenggara.

Pemerintah Singapura juga memberikan sumbangan yang sama untuk pusat penelitian tersebut. Pusat penelitian itu akan melakukan studi untuk memperkuat peran negara-negara Asia Tenggara di tataran global.

”Asia Tenggara punya potensi berkembang pada masa depan sehingga harus dipersiapkan sejak sekarang,” ungkap Anindya.

Presiden NTU Dr Su Guaning mengatakan, kontribusi BCF sangat penting bagi kegiatan akademis ataupun untuk memperkuat kawasan Asia Tenggara. (THY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com