Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite Sekolah Perlu Ada di Tiap Sekolah

Kompas.com - 19/11/2010, 12:08 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com — Perlu dipersiapkan peraturan wali kota (Perwa) tentang keharusan setiap sekolah membentuk komite sekolah untuk mencegah penyelewengan dana dari para siswa. Ia menjelaskan dengan dikeluarkannya Perwa tentang Pembentukan Komite di setiap sekolah, diharapkan tidak ada lagi dana yang ditarik dari siswa yang masih dikelola kepala sekolah, tetapi harus diserahkan kepada komite sekolah.

"Insya Allah peraturan wali kota (perwa) tentang pembentukan komite sekolah itu, akan diterbitkan pada awal Januari 2011," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji, Jumat (19/11/2010).

"Dana komite tidak lagi berada di rekening kepala sekolah, tetapi sudah berada di rekening ketua komite yang telah dibentuk," kata Sutarmidji.

Dia menambahkan, dengan begitu kepala sekolah dan para guru tidak lagi pusing mengelola dana komite. Para guru hanya akan difokuskan pada cara meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, tidak seperti sekarang yang masih merangkap-rangkap jabatan.

Sutarmidji mengatakan, fungsi dibentuknya komite sekolah agar pihak sekolah tidak semaunya menarik dana sekolah kepada murid karena harus melalui persetujuan komite.

Sebelumnya, Komisi D DPRD Kota Pontianak mendesak Dinas Pendidikan Kota Pontianak menindak tegas sekolah yang tidak membentuk komite sekolah, seperti kasus SMPN Tiga Pontianak yang menarik pungutan Rp 2,5 juta per siswa.

"Kasus itu terjadi karena hingga saat ini SMPN Tiga tidak membentuk komite sekolah," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mempertanyakan status SMPN Tiga Pontianak yang sudah bertaraf Sekolah Berstandar Internasional, tetapi tidak didukung dengan fasilitas yang memadai.

"Mebeler, seperti kursi dan meja belajar saja kami lihat banyak yang rusak, apakah SBI memang kondisinya seperti itu," kata Mudjiono.

Ia menambahkan, dari keterangan pihak sekolah, setelah melakukan inspeksi mendadak di SMPN Tiga Pontianak, pihak sekolah menyatakan, pungutan uang sebesar Rp 2,5 juta dipergunakan untuk membeli laptop LCD dan sejumlah penunjang sekolah lainnya.

"Setelah kami cek hanya satu ruangan saja yang dilengkapi fasilitas LCD, sementara tiga ruangan lainnya tidak ada," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com