Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pejabat DKI Disamakan dengan Gayus

Kompas.com - 30/11/2010, 11:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch bersama-sama dengan Koalisi Anti Korupsi Pendidikan atau KAKP yang terdiri dari para guru dan orangtua murid menggelar aksi damai ke Gedung Balaikota DKI Jakarta, Selasa (30/11/2010) siang ini. Aksi damai ini dimaksudkan untuk memaparkan kepada publik ihwal kebohongan para pejabat pemerintah terkait kasus menguapnya dana bantuan operasional sekolah (BOS) di enam sekolah induk Tempat Kegiatan Belajar Mengajar (TKBM) senilai Rp 5,7 miliar yang ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan  Perwakilan Jakarta.

Peneliti senior ICW Febri Hendri mengungkapkan, dalam aksi damai yang akan digelar pukul 13.00 WIB siang ini, para aktivis antikorupsi di bidang pendidikan itu akan memakai topeng berwajah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto, Kepala Inspektorat DKI Sukesti Martono, dan Gayus HP Tambunan.

"Ini sebagai simbol penyamaan ketiga pejabat tersebut dengan Gayus Tambunan karena ketiganya telah terbukti membohongi publik dalam kasus dana BOS dan BOP senilai Rp 5,7 miliar. Sama seperti Gayus yang berbohong soal perjalanannya ke Bali, ketiga pejabat tersebut juga awalnya berbohong bahwa tidak ada masalah dengan pengelolaan dana BOS atau BOP di enam sekolah induk TKBM tersebut," papar Febri kepada Kompas.com, Selasa (30/11/2010) siang.

Diberitakan sebelumnya, BPK Perwakilan Jakarta menemukan indikasi dan potensi kerugian negara dalam pengelolaan dana BOS, BOP, dan Block Grant RSBI di tujuh sekolah, yaitu SMPN 30, SMPN 84, SMPN 95, SMPN 28, SMPN 190, SMPN 67, dan SDN RSBI Rawamangun 12 Jakarta. Kerugian negara dalam pengelolaan dana BOS dan BOP di SMPN Induk ditaksir mencapai Rp 1,1 miliar lebih, sementara di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi sebesar Rp 4,5 miliar.

"Ini angka yang sangat fantastis dan di luar dugaan kami, bahkan mungkin bisa lebih dari ini. Khusus di sekolah-sekolah RSBI, dana yang paling banyak dikorupsi itu adalah dana yang berasal dari orangtua murid, seperti kasus di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi," ujar peneliti senior ICW, Febri Hendri, kepada Kompas.com, Jumat (26/11/2010).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com