Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Suka Yang Simple. Sumpeloh?

Kompas.com - 08/12/2010, 18:47 WIB

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc) Bersama Bernadius E. Satrio (Associate Research Manager, MarkPlus Insight) KOMPAS.com - “Ungu itu lagu-lagunya enak, vokalisnya suaranya juga enak, dan yang penting sih kata-katanya simple, gak ribet.” Demikan ungkap Leo, seorang mahasiswa yang selalu mendengarkan radio di kosnya ketika ditanya mengapa ia menyukai grup musik Ungu. Survei MarkPlus menunjukkan, di antara berbagai kelompok musik yang ada di negeri ini, Ungu adalah band yang “masih” paling banyak difavoritkan.

Kenapa kami katakan “masih”? Sebab selama dua-tiga tahun belakangan, berbagai survei yang dilakukan lembaga-lembaga riset media menunjukkan Band Ungu selalu meraih popularitas tertinggi di puncak daftar band-band paling dikenal dan digemari masyarakat. Apa sesungguhnya keunggulan grup band yang berdiri tahun 1996 itu hingga bisa mempertahankan ketenarannya?

Tidak hanya rajin mengeluarkan album, band asal kota Bandung ini memang jeli memanfaatkan musim. Menjelang bulan puasa Ungu pun mengeluarkan album religi. Pemakaian lagu-lagu Ungu untuk soundtrack sinetron televisi juga merupakan simbiosis mutualisme. Popularitas sinetron akan terangkat. Dan sebaliknya, dipakai sebagai soundtrack sinetron otomatis lagu-lagu Ungu akan semakin sering didengar orang, otomatis popularitasnya lebih terangkat. Secara musik, sesungguhnya tidak ada yang begitu istimewa dari musik Ungu. Alur melodinya sederhana, namun catchy-menarik perhatian, mudah diingat dan dinyanyikan.

Simplisitas, seperti yang diungkapkan Leo tadi, adalah kunci utama band-band Indonesia masa kini untuk meraih hati penggemarnya. “Saya tidak suka band-band jadul yang syairnya romantis atau puitis, berat!” cetus Leo ketika ditanya band yang tidak disukainya. Tampaknya selera musik masyarakat mengalami pergeseran. Kini penikmat musik umumnya di tanah air cenderung menyukai hal-hal yang lebih mudah diterima, simpel, apa adanya, fresh, dan sedikit banyak mewakili apa yang terjadi dalam hidup mereka. Karenanya jenis musik dan syair dalam lagu-lagu Ungu yang cenderung sederhana dan mudah dicerna jadi cepat diterima masyarakat dan relatif bertahan lama.

Meski paling populer, Ungu bukanlah satu-satunya grup band yang dicintai penikmat musik tanah air. Sejumlah grup band lain juga disebutkan, seperti ST12, PeterPan, D’Massiv, Dewa, Kerispatih, Slank, Nidji, dan lain-lain. Jika ditilik dari warna musik masing-masing grup tersebut, terlihat bahwa sesungguhnya rentang selera musik masyarakat cukup luas, dari pop, pop melayu hingga pop rock. Kalau boleh dibilang, sesungguhnya negeri ini cukup melimpah dengan banyaknya musisi dan grup band. Selalu saja ada penyanyi atau grup musik yang baru, meski tidak semuanya berhasil meraih puncak popularitas.

Melimpahnya pemusik di Indonesia tentu saja juga didorong oleh tingginya demand. Sebab sesungguhnya musik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, terutama anak muda. Tengok saja gaya yang sedang trend saat ini. Mungkin hampir tidak ada anak muda urban saat ini yang tidak punya gadget pemutar musik, apapun jenisnya dan mereknya. Dari I-pod keluaran Apple berukuran gigabyte hingga sekadar MP3 player sekian ratus megabyte buatan China. Ke mana-mana hampir selalu gadget musik ini dibawa. Di perjalanan, di bus kota, diam-diam di ruang kuliah, bahkan juga di ruang kerja kantor. Tentu saja perangkat earphone mutlak dikenakan agar tidak mengganggu orang-orang di sekitar. Intinya, tidak ada saat dilewatkan tanpa dendang musik kesayangan.

“Biar nggak bete, kalau denger musik kan mood kita jadi happy,” ujar seorang teman kerja di kantor yang gemar bekerja sambil mendengarkan musik dengan earphone. Berbagai riset mengenai musik menghasilkan temuan-temuan yang menguatkan adanya korelasi antara musik dan kondisi perasaan. Yang sedih bisa jadi gembira, yang suntuk jadi semangat. Fanatisme pada suatu aliran musik atau bahkan sebuah kelompok musik bisa timbul jika lagu-lagu dari kelompok musik tertentu mampu membuat pendengarnya merasa dirinya terwakili oleh musik kelompok itu. “Gue banget,” begitu ungkapan populernya. Itu sebabnya sebuah grup band yang populer lewat musik biasanya akan digaet juga untuk jadi bintang iklan, main film, bahkan juga penggaet massa kalangan muda dalam kampanye partai-partai politik menjelang pemilu. Maka, pikatlah orang muda dengan musik yang simple.

---------------- Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 800 responden anak muda di 6 kota besar di Indonesia, SES A-B, Umur 16-35, yang dilakukan bulan Februari-Maret 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Tulisan 42 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com