Dengan HaKI IG, pengusaha dan perajin berharap mebel ukir Jepara kembali terdongkrak di pasar internasional. Pasalnya, belakangan ini ekspor produk kayu dan rotan di Jepara turun, menyusul krisis global.
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jepara mencatat, pada 2008 nilai ekspor produk kayu dan rotan Jepara sebesar 102,1 juta dollar AS atau Rp 949,53 miliar. Pada 2009, nilai ekspor tersebut turun jadi 93,52 juta dollar AS atau Rp 869,73 miliar.
Penurunan nilai ekspor, menurut Ketua Asmindo Jepara Ahmad Fauzi, dibarengi berkurangnya jumlah negara tujuan ekspor. Pada 2008, produk-produk Jepara dikirim ke 111 negara sedangkan pada 2009 ke 106 negara.
Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jepara Adi Sucipto, mengakui belakangan ini harga mebel Jepara memang kalah bersaing dengan mebel China dan Vietnam.
Pada pameran furnitur internasional di China, harga meja jati minimalis ukiran tangan buatan Jepara Rp 1 juta.
”Sementara meja buatan China dan Vietnam dengan material yang sama dan ukirannya dicetak harganya Rp 500.000. Hal itu membuat pembeli lebih memilih furnitur buatan China dan Vietnam,” katanya.
Secara terpisah, pemilik galeri patung dan furnitur ukir
”Saya berharap setelah HaKI IG diterapkan, pasar patung dan furnitur ukir Jepara membaik dan semakin kuat,” katanya. (HENDRIYO WIDI)