Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gamelan dan Tari Berkembang di "Luar"

Kompas.com - 12/01/2011, 04:25 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com--Gamelan dan tari Bali berkembang di mancanegara, sehingga menjadi salah satu peluang bagi alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar untuk mengajar permainan alat musik tradisional serta olah gerak tubuh, kata Rektor ISI.

"Peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan para alumnus lembaga pendidikan tinggi seni ini, dengan sentuhan kemampuan penguasaan bahasa asing," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S, MA di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, berkembangnya tabuh dan tari Bali di mancanegara memberikan dampak positif terhadap Bali. Selain berpeluang menjadi dosen atau pelatih, hal ini juga memberikan peluang bagi perajin gamelan banyak mendapat pesanan.

"Di Jepang saja tercatat 52 sanggar dan grup yang mengajarkan kesenian Bali, masing-masing beranggotakan sedikitnya 100 orang," ujarnya.

Sanggar tabuh dan tari Bali di negeri Sakura itu umumnya didirikan dan dikembangkan oleh pecinta seni Bali di negara tersebut setelah mereka sebelumnya belajar di ISI Denpasar.

ISI Denpasar setiap tahunnya menerima belasan mahasiswa asing dari mancanegara untuk mendalami tabuh dan tari Bali, dan setelah pulang ke negaranya, mereka mendirikan sanggar tari Bali.

Rai menjelaskan, tabuh dan tari Bali selain di Jepang juga berkembang di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan negara-negara di kawasan Eropa.

Berkembangnya grup-grup kesenian Bali di mancanegara secara tidak langsung mampu mmberikan citra positif terhadap pariwisata Bali, sehingga kunjungan toris ke Bali terus meningkat. Bali dalam 2010 menerima kunjungan wisman 2,5 juta melampaui sasaran yang ditetapkan 2,1 juta.

Ia menilai, semakin banyaknya masyarakat internasional mendalami seni dan budaya Bali, tidak membawa dampak negatif bagi perkembangan seni dan budaya Bali ke depan.

Selama ini, justru dampak positifnya yang lebih menonjol, karena selain dapat memetik keuntungan dari segi ekonomis, meskipun hanya dinikmati oleh segelintir orang, namun  pada sisi lain, justru dapat menumbuhkan semangat berkesenian di kalangan masyarakat Bali sendiri.

Bahkan pola mempertahankan dan mengembangkan kesenian Bali dalam  mendidik anak-anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) untuk menekuni tabuh dan tari mulai diadopsi para cendikiawan dari Minnesota, sebuah negara bagian di Amerika Serikat.

Pada liburan panjang sebagian besar siswa pada dua jenjang pendidikan formal itu mendalami tabuh dan tari Bali seperti pola yang selama ini diterapkan di Bali, ujar Rai yang pernah berkunjung ke negara itu.

Hampir sebagian besar sekolah di Minnesota memiliki perangkat gamelan Bali. Setiap liburan panjang para siswa dengan pelatihnya bergelut untuk menekuni dan mendalami musik tradisional Bali.

Bahkan mereka berangan-angan untuk bisa ikut serta memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB), aktivitas seni tahunan yang digelar secara berkesinambungan di Pulau Dewata, tutur Rai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com