Jakarta, Kompas -
”Karena itu, untuk mengembangkan pendidikan entrepreneurship, peningkatan pemahaman dan kualitas guru menjadi prioritas,” kata Pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), Ir Ciputra, Kamis (13/1), di Ciputra World Marketing Gallery, Jakarta.
Menurut dia, satu-satunya cara terbaik untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan entrepreneurship. ”Tidak ada jalan lain. Ubah pola pikir, nilai, karakter, dan budaya. Sayangnya, belum semua orang melihat entrepreneurship,” ujarnya.
Presiden UCEC Antonius Tanan menambahkan, kesadaran terhadap pentingnya kewirausahaan mulai tumbuh di masyarakat.
”Konsep kewirausahaan bukan sekadar berdagang, melainkan menciptakan pengusaha yang memiliki daya inovasi dan kreativitas,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar pada bidang kewirausahaan, UCEC bekerja sama dengan Kauffman Foundation, yayasan kewirausahaan terbesar di dunia, untuk melatih dosen-dosen Indonesia dalam Global Faculty Visitor Program (GFVP) selama enam bulan di Amerika Serikat.
Dalam program tersebut, para peserta akan dilatih para pakar kewirausahaan, antara lain, dari Universitas Harvard, MIT, dan Universitas Stanford. Untuk tahun ini, Indonesia akan mengirimkan empat dosen dari Universitas Ciputra, Universitas Tarumanagara, dan Universitas Bakrie.