Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Jangan Hapus Ujian Mandiri!

Kompas.com - 17/01/2011, 18:43 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Pakar pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unessa), Dr Nugroho, menilai ujian mandiri yang digelar perguruan tinggi negeri (PTN) tetap diperlukan sehingga sebaiknya tidak dihapus.

"Ujian mandiri memang memiliki kelebihan dan kekurangan, namun sebaiknya jangan dihapuskan," katanya di Semarang, Senin (17/1/2011), menanggapi wacana akan dihapuskannya jalur mandiri PTN pada 2012 mendatang.

Ia menjelaskan, ujian mandiri memang memiliki beberapa kelebihan yang tidak didapatkan dalam jalur nasional, yaitu Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), antara lain mengakomodasi lingkungan sosial. Dalam jalur nasional, kata dia, mahasiswa yang masuk bisa berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan cenderung merata, sehingga harus diimbangi pengakomodasian potensi masyarakat sekitar kampus.

"Kalau semuanya (mahasiswa) diambil dari jalur nasional, bisa jadi, tidak ada mahasiswa asal Semarang yang kuliah di Unnes atau Universitas Diponegoro yang memang terletak di kota ini," katanya.

Karena itulah, kata dia, PTN menggelar ujian mandiri, salah satunya ditujukan untuk mengakomodasi potensi masyarakat sesuai kondisi geografis dan lingkungan sosial di mana kampus tersebut berada. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66/2010, kata dia, kuota mahasiswa lewat jalur mandiri PTN dibatasi hanya 40 persen, sisanya sebesar 60 persen diambilkan dari jalur nasional atau SNMPTN.

"Bagi saya, regulasi itu sudah baik. Kalaupun ada wacana jalur mandiri akan dihapus, saya pikir akan bermuara pada rencana akan dijadikannya ujian nasional (UN) sebagai ’tiket masuk’ PTN," katanya.

Sebelumnya diberitakan, seleksi mandiri yang diselenggarakan PTN diharapkan berakhir pada 2011 agar mahasiswa tidak mampu memiliki akses lebih luas untuk pendidikan tinggi. Sebagai gantinya, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan memberikan insentif kepada PTN. Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan hal itu di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (16/1/2011).

”Tahun 2011 masih ada ruang, tetapi pada 2012 kami ingin seleksi mandiri sudah tidak lagi agar biaya penyelenggaraan pendidikan tidak dibebankan pada mahasiswa baru,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com