Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sastra yang Mulai Terpinggirkan..

Kompas.com - 23/01/2011, 18:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaran koran yang memuat karya sastra itu semakin lama semakin banyak dan menumpuk. Saking banyaknya, tidak semua karya dalam koran yang dikumpulkan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Jakarta, tersebut dapat terdokumentasikan dengan baik.

Sementara jumlah tenaga kerja yang merawat dokumen-dokumen sastra itu tidak sebanding dengan jumlah karya yang terkumpul. "Sastra itu terpinggirkan," kata Endo Senggono, Kepala Perpustakaan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin saat ditemui di PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (23/1/2011).

Selain pendokumentasian karya sastra yang kurang mendapat perhatian, peminat karya sastra cetak di Indonesia pun, kata Endo, tergolong sedikit. Jika dilihat dari pengunjung PDS HB Jassin yang menjadi pusat sastra Indonesia itu, tampak hanya para pencinta sastra yang sering berkunjung. Jumlahnya pun tidak banyak. Rata-rata mereka adalah para pelajar atau mahasiswa yang meneliti sastra. Sementara masyarakat umum, kata Endo, cenderung tidak perhatian pada sastra.

"Semua orang yang suka sastra akan berkunjung ke mari atau mencari data-data tentang sastra. Namun, di masyarakat umum, sastra itu kurang perhatian. Pengunjung paling banyak pelajar dan mahasiswa," katanya.

Meskipun demikian, pusat dokumentasi karya sastra Indonesia yang berdiri sejak 1976 itu menjadi sumber pengetahuan tentang Indonesia bagi para pelajar atau mahasiswa luar negeri. Para peneliti tentang Indonesia di negara lain, kata Endo, umumnya berkunjung ke PDS HB Jassing.

"Dari Belanda, Amerika, Jerman, Australia, setiap negara yang ada studi Indonesia-nya, pasti ke mari karena di sini tersimpan dokumen-dokumen tua," tuturnya.

Hingga kini pusat dokumentasi sastra yang awalnya hanya menyimpan koleksi sastra milik HB Jassin tersebut telah memiliki sekitar 17.000 judul karya sastra fiksi, 12.000 judul nonfiksi, ribuan buku referensi, naskah drama, biografi, kliping, makalah, skripsi atau disertasi.

"Juga 50.000-an eksemplar berupa guntingan koran, artikel sastra artikel pendek, puisi yang dimuat di surat kabar," ujar Endo. Untuk koleksi tertua, PDS HB Jassin menyimpan sejumlah buku sastra Melayu Tionghoa tahun 1890 yang ditulis dengan bahasa Melayu pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com