Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMA Akreditasi C Boleh Ikut Undangan

Kompas.com - 30/01/2011, 16:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2011 memberikan kesempatan kepada siswa sekolah berakreditasi C mengikuti SNMPTN melalui jalur undangan yang sebelumnya hanya dapat diikuti sekolah berakreditasi A dan B.

"Kesempatan ini diberikan kepada 10 persen siswa yang memiliki prestasi akademik terbaik di sekolahnya," kata Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanto selaku Ketua Umum Panitia SNMPTN 2011 didampingi Rektor Universitas Andalas Musliar Kasim selaku Ketua Majelis Rektor PTN dalam jumpa pers di Jakarta.

Herry menyatakan, sebelumnya jalur undangan diprioritaskan bagi siswa kelas XII pada sekolah berakreditasi A dan B yang duduk di peringkat 25 persen terbaik.

Kebijakan baru ini mengakomodasi masukan dari para kepala sekolah, guru, siswa, orangtua siswa, termasuk insan pers, selama kegiatan sosialisasi.

Ia mengatakan, kuota siswa berprestasi yang diperkenankan mengikuti SNMPTN 2011 dari setiap sekolah berdasarkan padatingkat akreditasinya. Sekolah akreditasi A (kelas akselerasi) diperbolehkan mendaftarkan 100 persen siswa berprestasi, akreditasi A (RSBI/unggulan) 75 persen, akreditasi A (reguler) 50 persen, akreditasi B 25 persen, dan akreditasi C 10 persen.

Untuk SNMPTN 2011 ini kuota yang disediakan 165.034 kursi. SNMPTN akan diikuti 60 PTN seluruh Indonesia.

Untuk jalur undangan disediakan kuota 53.850 kursi (33 persen), sedangkan jalur ujian tulis 111.184 kursi (67 persen).

"Meskipun sudah diberitakan persentase pendaftarannya seperti itu, mereka yang mendaftar belum tentu diterima semua. Rektor akan tetap melakukan seleksi. Misalnya di kelas ada 30 siswa, 75 persen berarti sekitar 20 orang. Jika ada yang tidak mau, siswa urutan ke-21 atau ke-22 tidak bisa menggantikan siswa yang tidak mau tersebut. Itu juga berlaku bagi sekolah reguler, akreditasi B dan C," ujarnya.

Herry mengatakan, kompetisi dilakukan secara terbuka. Artinya, siswa dari kelas akselerasi, RSBI, reguler, serta akreditasi B dan C akan bersaing memperebutkan tempat di setiap program studi (prodi).

Tidak ada pemisahan seleksi antara sekolah-sekolah tersebut. "Kompetisinya tergantung prodi yang diminati. Itu ada di daftar masing-masing rektor. Kalau biaya pendidikan, kewenangan rektor masing-masing. Kalau IPB, apakah undangan atau tertulis, bahkan Ujian Talenta Masuk, sama," katanya.

Herry menjelaskan, setiap kepala sekolah dituntut lebih aktif mengunduh profil sekolahnya. Nanti setiap sekolah mendapatkan kuota berapa siswa yang bisa mengajukan.

Siswa kemudian membayar uang pendaftaran dan mendapatkan nomor identifiasi personal (PIN). Dengan PIN tersebut siswa bisa mengakses data diri. "Bagi siswa yang tidak mampu, biaya pendaftaran ditanggung APBN," katanya.

Dia menambahkan, sistem pendaftaran dalam jaringan (online) membuka peluang bagi seluruh sekolah, termasuk dari daerah terpencil.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010, mekanisme penerimaan mahasiswa baru PTN 2011 dilakukan dengan pola seleksi nasional melalui jalur ujian tertulis/keterampilan dan jalur undangan.

Adapun tahun 2010 SNMPTN hanya dilaksanakan melalui ujian tertulis/keterampilan. Syarat sekolah yang dapat mengikuti jalur undangan adalah berakreditasi A, B, atau C dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan atau terdaftar pada basis data SNMPTN 2010.

Informasi awal mekanisme penerimaan mahasiswa baru melalui jalur undangan dapat dilihat pada laman www.snmptn.ac.id. Pendaftaran SNMPTN jalur undangan pada 1 Februari-12Maret 2011. Pengumuman pada 18 Mei 2011. Adapun registrasi mahasiswa baru berlangsung tanggal 31 Mei dan atau 1 Juni 2011.

Pendaftaran dapat dilaksanakan melalui laman http://undangan.snmptn.ac.id dengan pembayaran melalui Bank Mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com