Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2010, Tahun Kelabu Penerbitan Buku

Kompas.com - 31/01/2011, 10:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah penerbit di Yogyakarta kini terpaksa mengurangi produksi agar tetap bisa bertahan. Penerbit dan Percetakan Galang Press, misalnya, menurunkan produksi sekitar 30 persen ketimbang tahun 2009. Penerbit dan Percetakan Navila mengurangi produksi buku hingga 75 persen untuk mengatasi biaya produksi yang terus naik.

Penerbitan buku di Indonesia sepanjang 2010 tidak beranjak dari tahun sebelumnya, tetap lesu dan suram. Penerbit sulit berkembang karena terbebani tingginya biaya produksi dan distribusi, lemahnya daya beli masyarakat, serta tidak adanya dukungan pemerintah.

"Tahun 2010 merupakan masa kelabu untuk penerbitan buku," kata Direktur Penerbit dan Percetakan Navila Sholeh UG.

Pengurus Forum Editor Pusat yang juga pemilik penerbitan dan percetakan Galang Press, Julius Felicianus, mengatakan, penerbit dan percetakan hanya memperoleh 7 persen dari total harga jual buku. Sebagian besar biaya, sebanyak 50 persen, terserap untuk biaya distribusi buku ke toko-toko buku.

Beban biaya terbesar lainnya adalah tingginya harga kertas dan pajak kertas yang mencapai 15 persen dari harga produksi buku. Di sisi lain, belum ada keberpihakan pemerintah untuk perbukuan di luar buku-buku pelajaran.

"Penerbitan buku masih dilihat sebelah mata oleh pemerintah. Padahal, perbukuan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang berwawasan," ujar Julius.

Direktur Penerbitan Total Media Sobirin Malian mengatakan, penerbit kecil juga sulit menembus sistem tata niaga perbukuan. Selain itu, jaringan distributor buku enggan mengantar sampai ke daerah terpencil untuk mengurangi biaya.

"Toko-toko buku pun membatasi waktu pajang buku hanya tiga pekan. Padahal, masyarakat Indonesia belum tentu sebulan sekali ke toko buku," tuturnya.

Kondisi yang sangat memberatkan penerbit kecil ini dikhawatirkan membuat kualitas buku di Indonesia menurun. Saat ini penerbit memilih mengikuti tren buku yang laku di pasaran dan menomorduakan kualitas.

Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Lucya Andam Dewi mengatakan, penerbit buku di Indonesia menghadapi banyak problem yang butuh peran pemerintah dan masyarakat. Persoalan harga dan pajak kertas untuk buku juga belum mendapat solusi yang memuaskan.

Dharma Hutauruk, Ketua Kompartemen Buku Ikapi, mengatakan, saat ini jumlah buku yang diterbitkan 1.500-2.000 judul per bulan. (ELN/IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com