JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan menengah kejuruan selama empat tahun dinilai efektif untuk menghasilkan tenaga kerja yang andal. Bambang AH, Wakil Kepala SMKN 26 Jakarta yang juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri, mengatakan, sebenarnya pemerintah lewat program STM Pembangunan sekitar tahun 1970 sudah menerapkan pendidikan selama empat tahun ini.
Pada tahun terakhir itu, siswa 100 persen di perusahaan layaknya karyawan. Bambang menjelaskan, siswa di sekolah kejuruan, antara lain teknik elektro dan otomotif, ini menjalani pendidikan tiga tahun di sekolah dan satu tahun di industri. Bahkan, siswa direkrut dengan standar perekrutan industri, termasuk industri di Jepang dan Dubai.
"Lulusan SMK yang menjalani program ini lebih matang. Sebelum lulus, sebanyak 67 persen siswa sudah direkrut industri untuk menjadi karyawan," ujarnya, Selasa (8/2/2011).
Bambang mengatakan, sebenarnya program ini bisa dikembangkan lagi oleh pemerintah.
"Dengan mengakui satu tahun itu sebagai lulusan diploma, hal tersebut sangat menguntungkan siswa," katanya.
Marlock, Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia, mendukung jika pemerintah mengambil kebijakan untuk menambah masa pendidikan siswa SMK menjadi empat tahun. Kebijakan tersebut mestinya bisa membuat lulusan SMK semakin siap dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental di dunia kerja.
"Sebenarnya tiga tahun sudah cukup untuk menimba pengetahuan dan keterampilan. Tetapi ditambah satu tahun bagus untuk semakin mematangkan lulusan SMK, terutama supaya mereka punya sikap dewasa dan tangguh dalam dunia kerja," kata Marlock.
Sebelumnya diberitakan, program SMK 3+1 atau belajar tiga tahun dan praktik kerja satu tahun diyakini bisa meningkatkan mutu lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Program itu sekaligus untuk menjawab masalah yang dihadapi saat ini, yakni lulusan SMK terkendala ketika memasuki dunia kerja karena keahliannya yang belum memadai.
Program SMK 3+1 adalah program pilihan yang diberikan kepada siswa, yakni siswa pada tahun keempat atau +1 diberi kesempatan praktik bermitra dengan industri, magang di laboratorium SMK atau politeknik.
Armedi, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kejuruan (K3SK) DKI Jakarta, Selasa (8/2/2011) kemarin, mengatakan, tambahan satu tahun untuk siswa SMK sebenarnya menguntungkan untuk siswa, sekolah, dan dunia industri. Meski demikian, pelaksanaannya terpulang pada kebutuhan sekolah, baik untuk memanfaatkannya memperkuat magang siswa di dunia kerja atau menjalin kerja sama dengan politeknik untuk menjadikan lulusan memiliki pendidikan yang lebih tinggi, yakni diploma satu (D-I).
"Jauh sebelum diwacanakan pemerintah, kami memang melihat ada kebutuhan supaya ada program tambahan satu tahun untuk lulusan SMK," kata Armedi, yang juga Kepala SMKN 29 Jakarta ini. (ELN)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.