Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Merapi Mulai Tempati Shelter

Kompas.com - 15/02/2011, 21:43 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com - Korban bencana erupsi Merapi dari Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang sebelumnya mengungsi di Balai Desa Sariharjo, Ngaglik, Selasa (15/2/2011) mulai menempati shelter atau hunian sementara di Gondang 1 dusun Gondang Pusung, Desa Wukirsari, Cangkringan.

Pelaksana tugas Kepala BPBD, Kabupaten Sleman Urip Bahagia mengatakan perpindahan tersebut merupakan keinginan warga sendiri untuk pindah meski pembangunan shelter belum selesai seluruhnya.

"Dari 140 kepala keluarga (KK) yang mulai menghuni shelter saat ini, 20 KK di antaranya belum bisa memiliki shelter sendiri karena masih dalam proses penyelesaian sehingga mereka harus digabung," katanya.

Setelah menempati shelter warga juga langsung mulai menerima 15 kebutuhan pokok makanan berikut peralatan rumah tangga termasuk kompor dan tabung gas.

"Sementara untuk alas tidur masih menggunakan tikar karena kasur yang sedianya dijanjikan pemerintah masih dalam proses lelang. Jadi hari ini pindah ke shelter langsung masak sendiri-sendiri untuk makan, karena tidak ada dapur umum," katanya.

Ia mengatakan, yang masih menjadi kendala lagi adalah aliran listrik yang belum ada sehingga untuk sementara penerangan menggunakan genset. "Jaringan listrik belum selesai karena harus melewati pekarangan warga yang harus diselesaikan," katanya.

Ketua Tim Bantuan Teknis Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Ismudiyanto Ismail mengatakan target penyelesaian 1.017 shelter di Gondang pada akhir Februari 2011.

"Di Gondang ada tiga titik lokasi shelter jumlahnya mencapai 1.017 unit, sesuai dengan target pemerintah akhir Februari serentak selesai jadi rumah," katanya.

Kendala yang dihadapi saat ini adalah cuaca yang tidak menentu sehingga apa yang direncanakan sedikit meleset dan tidak sesuai target, khusunya akibat hujan yang turun hampir setiap hari membuat proses pembangunan molor.

"Shelter di Gondang merupakan jenis couple dimana satu shelter dihuni dua kepala keluarga dengan luas 12 meter x 12 meter beratap seng dan dinding gedek (anyaman bambu). Lingkungan shelter juga dibangun fasilitas umum, tempat ibadah, lapangan olahraga, ruang pertemuan dan paud," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan dalam jangka pendek ini semua pengungsi akan dipindahkan ke masing-masing shelter, yang sudah ditentukan untuk tiap dusun.

"Korban erupsi yang kehilangan rumah akan dipindahkan ke shelter dulu, sedang masalah relokasi atau pemindahan penduduk masih membutuhkan pemikiran yang panjang. Shelter rencananya bisa dihuni selama dua tahun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com