KOMPAS.com — Nama Yohanes Surya (48) identik dengan anak-anak pintar negeri ini yang berhasil meraih medali emas dalam berbagai ajang olimpiade sains tingkat internasional. Namun, belakangan Rektor Universitas Multimedia Nusantara ini justru sering bersentuhan dengan anak-anak yang dianggap bodoh.
Fisikawan Indonesia ini mencari mereka hingga pelosok Papua, khususnya di Kabupaten Tolikara. Yohanes, di sela-sela pembukaan babak penyisihan Olimpiade Sains Kuark 2011 di Makassar, Sulawesi Selatan, pekan lalu, mengisahkan, dalam waktu enam bulan anak-anak Papua yang tadinya tidak paham Matematika bisa mengerjakan soal-soal penambahan, perkalian, perhitungan desimal, kuadrat, dan phytagoras.
Yohanes mengembangkan pelatihan Matematika metode "gasing" (gampang, asyik, dan menyenangkan). Dengan metode ini, Matematika untuk kelas 1-6 SD bisa dikuasai dalam enam bulan.
"Saya ingin menunjukkan Matematika tidak sulit, bisa dipelajari siapa pun," kata pemimpin Surya Institute tersebut.
"Metode ini mungkin bisa bermanfaat untuk anak-anak yang dianggap terbelakang di negara-negara lain," tutur Presiden Asian Physics Olympiad itu.
Yohanes juga bakal mengajarkan Matematika metode gasing kepada ibu-ibu.
"Supaya para ibu bisa mengajari anak-anak mereka sendiri di rumah," ujar Yohanes. (ELN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.