Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukuran Kewaspadaan Industri Otomotif

Kompas.com - 04/03/2011, 03:35 WIB

Hampir dipastikan tidak ada orang yang membeli mobil karena pertama-tama melihat penghargaan kualitas yang diperoleh prinsipal otomotif. Budaya rekomendasi ”dari mulut ke mulut” masih diyakini berpotensi besar bagi kemajuan pemasaran otomotif di negara ini.

”Semakin sedikit komplain responden, semakin besar pula potensi responden untuk kemudian merekomendasikan merek mobil tertentu kepada calon konsumen lainnya,” kata Manajer Senior JD Power Asia Pacific Rajeev Nair, ketika menyerahkan penghargaan JD Power kepada PT Astra Daihatsu Motor di Jakarta, Selasa (1/3).

Ukuran kewaspadaan industri otomotif tersebut menjadi sajian yang terus dilakukan oleh JD Power Asia Pacific terhadap industri otomotif, khususnya di Indonesia. Semakin kecil indeks, semakin baik nilai kualitas otomotif.

Alhasil, JD Power Asia Pacific dalam studi Studi Kualitas Inisial Indonesia 2010 (IQS) mencatat tiga kendaraan peringkat tertinggi per segmen. Suzuki SX4 meraih peringkat teratas segmen premium compact car untuk tahun kedua berturut-turut. Disusul peringkat kedua Honda Jazz dan ketiga Suzuki Swift.

Segmen entry sport utility vehicle (SUV), Daihatsu Terios meraih peringkat tertinggi, dibayang-bayangi peringkat kedua Isuzu Panther dan Toyota Rush. Sementara, Toyota Fortuner meraih peringkat tertinggi untuk segmen SUV, diikuti Honda CR-V dan Nissan X-trail.

Sekali lagi, Daihatsu menyabet penghargaan JD Power melalui produknya Daihatsu Luxio untuk segmen entry multi-purpose vehicle (MPV). Disusul oleh Suzuki APV dan Daihatsu Xenia. Sedangkan segmen MPV diraih oleh Toyota Kijang Innova, disusul oleh Nissan Grand Livina dan Honda Freed.

IQS merupakan salah satu dari tiga studi berbasis konsumen yang dilaksanakan JD Power Asia Pacific di Indonesia. Penilaian ini didasarkan respons yang diberikan 2.421 pemilik kendaraan baru yang membeli kendaraan antara Oktober 2009 dan Juli 2010. Studi ini mengevaluasi 57 model kendaraan penumpang dan utility vehicle dari 15 merek kendaraan di Indonesia.

Penilaiannya bukan hanya terfokus pada produk, tetapi pengalaman dan ekspektasi konsumen terhadap kendaraan tertentu. Dari sisi pengalaman, misalnya, responden ditanyakan tentang kestabilan kemudi kendaraan, fungsi rem, roda, ataupun getaran mobil yang dirasakan terlampau berlebihan.

Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra mengatakan, studi ini berkorelasi terhadap pemasaran otomotif. Bayangkan, sebesar 63 persen orang membeli mobil karena rekomendasi dari kerabat maupun teman. Tentu, rekomendasi itu berangkat dari tingkat kepuasan.

Amelia meyakini, produk yang baik akan membuat orang membeli satu brand. Tantangannya adalah membuat produk yang bikin konsumen puas.

Namun, kualitas produk saja tidaklah cukup. Outlet manajemen merupakan bagian penting sebagai tempat mempertemukan antara prinsipal otomotif dan konsumen. Lima tahun menggunakan kendaraan, tentulah konsumen mengharapkan produknya tetap baik dan suku cadang mudah didapatkan.

Tak heran, belakangan ini industri otomotif gencar mengiklankan produk dengan menunjukkan proses produksinya. Kuncinya, membangun inovasi dan komunikasi dengan konsumen untuk memperoleh feedback. (OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com