Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blacklist" Pendongkrak Nilai Rapor

Kompas.com - 04/03/2011, 17:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait laporan nilai rapor siswa yang didongkrak untuk bisa lolos mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) undangan di Kota Solo, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan akan ada sanksi tegas bagi yang melakukan manipulasi tersebut.

Demikian diungkapkan Wamendiknas Fasli Jalal saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (4/4/2011). Fasli menambahkan, pihak yang terkait dengan pelanggaran tersebut akan diberi sanksi administratif.

"Kepada yang bersalah, sekolahnya akan di-blacklist dari peserta SNMPTN undangan," kata Fasli.

Fasli mengatakan, ada tata cara lain untuk melakukan verifikasi hasil SNMPTN undangan, salah satunya adalah melalui seleksi mandiri yang dilakukan PTN. PTN akan memilah semua data peserta SNMPTN undangan.

"Selain sanksi administratif, tentunya pihak PTN akan membuat filter tersendiri dalam memeriksa data peserta SNMPTN undangan," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya di Harian Kompas, Komisi IV DPRD Kota Solo mendapat laporan dugaan manipulasi nilai seorang siswa di sebuah SMA negeri di Kota Solo. Komisi IV akan menyelidiki hal yang diduga dilakukan agar siswa yang juga anak kepala sekolah bersangkutan dapat mengikuti jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) undangan.

Ketua Komisi IV Zaenal Arifin dan anggota Komisi IV, Reni Widyawati dan Abdul Ghofar Ismail, menerima laporan itu dari pihak berbeda dan waktu berbeda.

"Orang yang melapor kepada saya mengatakan, pengubahan dilakukan pada rapor. Anak yang kemampuan akademiknya pas-pasan ini tiba-tiba menjadi peringkat tiga paralel," kata Reni, Rabu (2/3/2011).

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Solo Rakhmat Sutomo mengatakan, pihaknya telah menugaskan pengawas sekolah meminta klarifikasi ke sekolah. Dari laporan yang diterima dinas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) sekolah itu mengatakan, siswa itu tidak mendaftar program SNMPTN undangan, siswa itu tidak menduduki peringkat tiga dalam leger (daftar nilai asli) kelas X-XII, dan tidak ada tanda-tanda pengubahan nilai.

"Namun, kami akan menerjunkan tim untuk menginvestigasi," kata Rakhmat.

Rahasia umum

Menurut seorang siswa sekolah itu, kasus sudah menjadi rahasia umum. Siswa yang diduga nilainya didongkrak diketahui teman- temannya memiliki kemampuan pas-pasan.

"Secara tak sengaja kami mengetahui siswa itu berada di nomor tiga paralel. Padahal, nilai ulangan hariannya kerap di bawah 5, tetapi nilai rapornya paling rendah 7," katanya.

Siswa lain menuturkan, selama ini siswa tidak pernah diberi tahu peringkat nilai rapor. Namun, hasil ulangan kerap diumumkan sehingga antarsiswa saling tahu kemampuan masing-masing.

"Saat kami diminta menghitung nilai total sejak kelas XI dan mengumpulkan kepada guru BK, hanya siswa itu yang tidak mau diketahui nilainya. Namun, teman- teman secara tidak sengaja mengetahui nilainya di ruang guru BK," kata siswa itu.

Siswa yang nilainya diduga didongkrak itu mengaku berencana mendaftar ke jalur swadana sebuah PTN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com