Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patgulipat... Sekolah Siasati RSBI!

Kompas.com - 12/03/2011, 16:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kualitas guru di sekolah berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) sebenarnya banyak yang belum memenuhi syarat, terutama kemampuan dalam berbahasa Inggris. Meskipun demikian, sejumlah sekolah menyiasatinya dengan beragam cara.

Sejumlah sekolah, misalnya, menyiasati rendahnya kemampuan guru berbahasa Inggris dengan merekrut guru-guru honorer untuk mengajar berbagai mata pelajaran dalam bahasa Inggris. Tenaga honorer yang lebih disukai umumnya sarjana lulusan luar negeri karena lebih fasih berbahasa Inggris.

Di sekolah lainnya, guru yang seharusnya mengajar dalam bahasa Inggris hanya menggunakan bahasa tersebut saat membuka pelajaran dan mengakhiri mata pelajaran. Sementara pelajaran disampaikan dalam bahasa Indonesia.

Dari penelitian dan evaluasi yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan Nasional terungkap, lebih dari 80 persen guru dan kepala sekolah kemampuan bahasa Inggrisnya sangat rendah. Berdasarkan hasil test of english for international communication (TOEIC), para guru dan kepala sekolah berada di level novice (100-250) dan elementry (255-400).

Kemampuan berbahasa Inggris yang rendah justru ada di guru-guru Matematika dan sains (Fisika, Biologi, dan Kimia). Padahal, di RSBI seharusnya mereka menyampaikan pelajaran dalam bahasa Inggris.

Dari sisi jenjang pendidikan, di tingkat SD kurang dari 50 persen kepala sekolah yang berpendidikan S-2. Di tingkat SMP/SMA/SMK, sekitar 65-80 persen kepala sekolah sudah S-2. Khusus guru, di tingkat SD baru sekitar 10 persen yang berpendidikan S-2. Adapun guru SMP/SMA/SMK yang berpendidikan S-2 sebanyak 18-23 persen.

Meski RSBI banyak yang belum memenuhi syarat, kenyataannya sekolah yang bermetamorfosis menjadi RSBI melonjak pesat. Dalam waktu kurang lima tahun, sudah ada 1.329 SD, SMP, dan SMA/SMK berstatus RSBI.

Pengajuan baru

Lardi, Kepala Seksi Manajemen SMP dan SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, mengakui, masalah sumber daya guru di RSBI masih menghadapi kendala, utamanya dalam penguasaan bahasa Inggris.

"Memang masih terbatas dalam penggunaan bahasa Inggris. Supaya murid tidak bingung, saat menjelaskan konsep-konsep pelajaran menggunakan pengantar bahasa Indonesia," ujarnya.

Pada kenyataannya, kendala tersebut tidak menghalangi Dinas Pendidikan DKI memperbanyak RSBI. Hingga tahun 2010 sudah ada 40 sekolah RSBI. Pada tahun ini, sebenarnya DKI mengajukan enam sekolah lagi, tetapi nasibnya tak jelas.

Untung Suwantoro, Kepala SD RSBI 11 Jakarta, mengatakan, sejak dibuka kelas internasional untuk kelas 1-3 SD tahun 2007, minat orangtua murid, guru, dan komite sekolah untuk mengembangkan RSBI sangat baik.

"Kemampuan guru dalam berbahasa Inggris memang harus ditingkatkan. Ini tantangan buat kami," ujarnya.

M Nur, Kepala SMP RSBI 19 Jakarta, mengatakan, untuk mengatasi lemahnya kemampuan guru berbahasa Inggris, guru-guru honorer yang fasih berbahasa Inggris diangkat. (ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com