Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Pendidikan Agama "Menyesatkan"

Kompas.com - 16/03/2011, 11:12 WIB
EditorLatief

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Tokoh-tokoh agama di Yogyakarta meminta agar rencana pemerintah untuk menyelenggarakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) ditinjau ulang. Ujian seperti itu menyesatkan karena pendidikan agama diarahkan menjadi sekadar hafalan, bukan amalan atau perilaku.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta Bidang Pendidikan Tasman Hamami mengemukakan hal itu di sela-sela lokakarya bertema "Kontroversi Kebijakan USBN PAI" di Aula Kantor PWM, Yogyakarta, Selasa (15/3/2011). Kegiatan itu dihadiri pula Sekretaris Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia, Benny Susetyo Pr.

Adapun kegiatan itu terkait dengan rencana Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama menguji coba USBN PAI 2011 di 140 kabupaten dan kota di Indonesia. Pada 2010, ujian itu telah diuji coba di 40 kabupaten dan kota di Indonesia.

Menurut Tasman, arah USBN PAI adalah memperkuat peningkatan pendidikan agama yang berorientasi pada nilai angka, bukan keutamaan. Hal itu dapat membuat siswa mempelajari agama sebagai hafalan, bukan perilaku atau amalan. Selain itu, USBN PAI merupakan bentuk standardisasi agama yang bisa melunturkan pluralitas internal agama.

Sekretaris Komisi Hak KWI Benny Susetyo Pr mengatakan, pendidikan agama dari ajaran agama mana pun di Indonesia harus berorientasi pada komunikasi iman. Pendidikan agama tidak sekadar berhenti pada sifat-sifat ritual dan ajaran pemahaman, tetapi juga dialog dengan pemeluk agama lain.

"Dalam dialog atau komunikasi iman itu, siswa harus berhadapan dengan realitas sosial keagamaan. Melalui pendidikan agama, siswa siap hidup berdampingan dengan masyarakat yang beragam," katanya. (HEN)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+