Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Kebangsaan dan Pendidikan Karakter

Kompas.com - 19/03/2011, 03:00 WIB

Catatan ketiga berikut menegaskan saja bahwa PPK ini akan menjadi lebih bermakna strategis bila kelak berhasil merumuskan secara implementatif indikator berbangsa. Saat-saat terakhir ini kita seolah sedang kehilangan ”roh” dan ukuran ataupun standar tentang bagaimana hidup berbangsa yang etis itu. Dalam waktu yang akan cukup lama kita dapat ”mengembalikan” lagi keunggulan-keunggulan yang pernah kita miliki. PPK semoga dapat ”mempercepat” pemulihan itu. Indikator berbangsa yang semakin terkikis ialah kerendahan hati untuk bersedia menghormati orang/pihak lain. Banyak pihak dewasa ini suka menuntut agar ia/mereka dihormati (hak-haknya, pendapatnya, dan sebagainya), tetapi ia/mereka enggan menghormati hak ataupun pendapat orang/pihak lain.

Orang menjadi semakin egois dan dirinya sendirilah yang cenderung dipakai sebagai pengukur atau indikator. Tegasnya, indikator berbangsa semakin terkikis karena indikator egoistis lebih menggejala dalam kehidupan sehari-hari.

Alat ukur kehidupan berbangsa yang dewasa ini sedang ”rusak” dengan sangat mudah dapat dilihat dari kebiasaan anggota masyarakat kita yang berebut dalam segala kepentingan pada umumnya. Orang tidak mau mengantre dan lebih suka berdesak-desakan (berebut) dalam segala kesempatan. Empat-lima orang saja berada di depan loket pembayaran di sebuah kantor pos, misalnya, orang yang datang belakangan memaksakan kehendaknya untuk minta segera dilayani. Kalau saja dalam kurun waktu dua atau tiga tahun lagi PPK berhasil ”menciptakan” budaya antre, Universitas Indonesia (UI) yang dipercaya melaksanakan PPK pasti akan tercatat betapa besar jasanya bagi bangsa Indonesia.

Catatan keempat adalah Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) selaku penyandang dana untuk PPK ini pasti hanya akan siap melakukannya dalam hitungan dua atau tiga tahun. Selebihnya, PPK harus dapat terus berlangsung dengan dana kita sepenuhnya.

Pengalaman selama ini menunjukkan betapa tidak mudah melanjutkan/meneruskan program-program yang awalnya didanai oleh sumber dana dari ”luar” lalu dilanjutkan dengan dana sendiri.

JC Tukiman Taruna Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com