Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi RSBI Akan Sia-sia

Kompas.com - 24/03/2011, 14:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dinilai lemah dan tidak memiliki rujukan akademis. Evaluasi pelaksanaannya yang dilakukan Kementrian Pendidikan Nasional akhir-akhir ini hanya akan sia-sia.

Demikian ditegaskan Ketua Harian Pelaksana Ikatan Keluarga Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Soeryanto dihubungi di Surabaya, Kamis (24/3/2011). Soeryanto menegaskan, evaluasi Kemdiknas tidak ada gunanya.

"Kalau konsep RSBI itu sendiri sudah salah, lalu apanya yang akan dievaluasi," kata Soeryanto.

Menurutnya, perguruan tinggi pencetak guru di Indonesia justru lebih mampu membuat sekolah yang lebih baik dari RSBI. Jika diberi kesempatan, Unesa pun dinilainya mampu membuat konsep sekolah yang lebih baik daripada RSBI.

"Kami belum diberi kesempatan saja," tambah Soeryanto.

Menanggapi keinginan Dewan Pendidikan Surabaya yang tetap ngotot akan mendirikan 12 sekolah berstatus RSBI lagi, Soeryanto menyatakan sikap dewan itu akibat mereka tidak memahami konsep RSBI yang amburadul dan tidak disusun dengan riset akademis.

"Mereka tak paham. Kalau paham, mungkin mereka akan membubarkan RSBI," tegasnya.

Pendangkalan Mutu

Secara terpisah, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma menyatakan, hasil evaluasi sementara Kemdiknas yang pernah dipaparkan Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal justru menunjukkan acakadulnya pelaksanaan RSBI di Indonesia.

"Kami sudah mengkaji hasil evaluasi RSBI. Hasilnya luar biasa memprihatinkan. Jika ini diteruskan dan Kemdiknas tetap tak punya telinga, akan terjadi pendangkalan mutu pendidikan," ujar Satria.

Saat ini, lanjut dia, pendidikan di sekolah sudah mengalami kegagalan didaktik. Hal tersebut sangat berbahaya bagi bangsa ini ke depan.

"Untuk itu, RSBI harus dihentikan jika kita tidak ingin ketinggalan dengan bangsa lain," tukas Satria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com