Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Duit "Cekak" dan Kostum Garuda...

Kompas.com - 25/03/2011, 18:51 WIB

Bahkan, lanjut dia, saat kompetisi memperebutkan mahkota tertinggi festival, yaitu Grand Champion (Baca: Raih Juara, Nasib Undip Malah Terlunta), tim PSM Undip tampil hanya menggunakan kaus bekas berwarna biru tua. Meskipun demikian, mereka tampil all out, tanpa beban, ceria, dan penuh semangat.

”Lihat ini, Pak, baju kaus kami. Sebenarnya, di balik lambang Garuda ini ada logo organisasi. Karena kami tidak punya biaya untuk beli tambahan kostum, kami cari akal. Di atas logo itu kami tempeli lambang Garuda dan di belakang (punggung) kami tulis Indonesia,” celoteh Bode, dirigen PSM Undip sambil memperlihatkan dan membolak-balik kaus rekayasanya di Rumah Sakit Da Nang saat menunggu Febri.

Aral menguatkan motivasi

Sukses tim PSM Undip ternyata banyak mendapat halangan. Tidak hanya karena Febriyanto, komandan tim yang masuk rumah sakit, tetapi musibah lain juga mereka alami. Semasa persiapan, ada anggota tim yang terjatuh. Saat di Ho Chi Minh, mereka juga kehilangan uang bekalnya sebesar 1.000 dollar AS.

”Banyak halangan untuk bisa sampai di sini. Saat masa-masa latihan di Indonesia, anggota kami ada yang terjatuh. Di Ho Chi Minh kami kehilangan uang dan Febri masuk rumah sakit,” tutur Bode menjelang tengah malam sambil duduk lesehan bersama staf KJRI di lorong Rumah Sakit Da Nang, Sabtu (19/3/2011).

Meskipun demikian, mereka yang sejak semula bekerja sebagai sukarelawan untuk tim PSM Undip tidak mengendurkan semangatnya membantu Febri. Mereka bahkan menggali dukungan dana dan berhasil. Mereka justru memompa motivasi untuk terus semangat berlomba.

”Kami tetap bersyukur. Nyatanya, kami tetap bisa bertahan di Vietnam. Tetapi kami sedih, selama kompetisi ini, teman kami Febri harus dirawat di Rumah Sakit Da Nang dan sampai sekarang masih belum bisa berkumpul bersama kami di Indonesia. Sedih sekali dan saya menangis setiap mengingatnya. Sekarang kami semua sudah berada di Indonesia dengan selamat, tapi masih ada teman kami, Febriyanto, Dobe dan Dony yang masih tertinggal di Vietnam. Semoga Febri bisa cepat pulih dan dibawa pulang ke Tanah Air. Kami semua sayang dan merindukan mereka,” ujarnya.

”Kami juga terus menggalang dukungan untuk kesembuhan Febri dan mendoakan mereka. Kami di Semarang menggalang dana. Selain iuran, bantuan alumni dan kerabat, kami juga menggalang dana dari seluruh warga yang mungkin tidak mengenal Febri agar turut terketuk hatinya. Para alumni di Jakarta pun terus menggalakkan dukungan,” ujarnya.

Dana kini mulai terkumpul (Baca: Undip Fasilitasi "Gerakan Peduli Febri"). Hanya mungkin jumlahnya masih jauh dari angka yang harus didapat. Namun, tim PSM Undip tetap yakin jumlah tersebut akan terus bertambah setiap harinya.

”Kami sudah kembali mengamen dan menjual pakaian bekas lagi. Saya yakin, dengan kesatuan hati dan semangat, pasti kami bisa membawa pulang Febri ke Tanah Air dalam keadaan sehat. Kami berterima kasih atas perhatian dan dukungan KBRI dan KJRI, serta masyarakat Indonesia di Vietnam kepada kami. Tanpa dukungan mereka sulit rasanya Febri bisa dipindahkan ke rumah sakit di Ho Chi Minh,” papar Astrid melalui surat elektronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com