Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereguk Kesejukan di Sipiso-piso

Kompas.com - 30/03/2011, 16:08 WIB

Oleh: Mohammad Hilmi Faiq

Udara sejuk dan pemandangan hijau selalu menjadi idaman warga kota, apalagi jika ditambah suara ritmis air terjun dan kicau burung. Itulah yang tersaji pada obyek wisata Air Terjun Sipiso-piso di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Obyek wisata ini merupakan andalan Kabupaten Karo selain Bukit Gundaling dan wisata perkebunan.

Nama Sipiso-piso konon berasal dari kata piso atau pisau. Warga sekitar melihat bentuk air terjun yang menghujam itu mirip dengan sebilah pisau. Saat mandi di dasar air terjun dan merasakan guyuran air serasa seperti dihujani ribuan pisau. ”Begitu cerita yang beredar di masyarakat,” kata Pasriyanto Sembiring (37), warga setempat.

Versi lain, nama Sipiso-piso melekat pada air terjun itu karena lokasinya hanya selemparan batu dari Bukit Sipiso-piso.

Air terjun Sipiso-piso berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan air laut. Air terjun ini jatuh dari tebing setinggi 120 meter menuju lembah yang dikelilingi perbukitan dan pohon pinus.

Airnya langsung mengalir ke Danau Toba, Desa Tongging yang hanya berjarak 2 kilometer. Itu sebabnya, selain menikmati air terjun, Anda bisa langsung melihat lanskap danau vulkanik terbesar di dunia itu.

Bila ingin sekadar menyaksikan keindahan Air Terjun Sipiso-piso, Anda bisa menikmati panoramanya dari bibir tebing. Tentu sensasinya kurang mantap dibandingkan langsung turun ke dasar tebing dan merasakan sejuknya air terjun. Untuk mencapai dasar tebing, Anda bisa menuruni bukit melalui jalan setapak berjarak 1 kilometer. Sekitar setengah perjalanan ada pos untuk beristirahat.

Butuh waktu satu jam untuk menuruni jalan itu dan satu setengah jam untuk kembali naik. Segala rasa capai dan lelah terbayar begitu sampai di dasar air terjun yang begitu menyegarkan. Coba duduk sejenak, dengarkan suara air yang membentur dasar tebing, serasa butiran bening itu menerpa wajah. Sejuk tak terkira!

Ajaklah satu atau dua orang teman saat turun, sekadar jaga-jaga apabila terjadi sesuatu. Hati-hati menuruni jalan ini karena semua besi pagar pembatas jalan hilang akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Stamina menjadi perhatian penting saat turun ke dasar air terjun. ”Kalau tidak biasa jalan jauh, sebaiknya jangan turun deh. Bisa jadi enggak bisa balik karena naiknya butuh tenaga lebih besar,” ujar Dimas Sitepu (31), pengunjung, saat beristirahat di pos sambil mengelap keringat. Dia harus beristirahat sekitar setengah jam sebelum kembali menaiki jalan setapak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com