PADANG, KOMPAS.com - Sejumlah program studi di perguruan tinggi negeri (PTN) membutuhkan kompetensi khusus bagi calon mahasiswanya sehingga nilai ujian nasional (UN) tetap tidak bisa dijadikan parameter masuk PTN. Sejumlah rektor PTN menolak nilai UN dijadikan parameter masuk PTN karena dinilai masih banyak masalah dalam penyelenggaraannya.
Pembantu Rektor I Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Sofyan Salam mencontohkan, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM memberlakukan tes fisik dan wawancara selain tes tertulis untuk para calon mahasiswa. Sementara kenyataannya, kompetensi dalam ilmu keolahragaan selama ini tidak diuji dalam UN. Fakultas Seni dan Desain juga menerapkan ujian keterampilan dan seni bagi para pelamar.
Kendala lain ialah rasio antara kursi yang tersedia dengan jumlah pelamar. UNM membuka jalur undangan di semua fakultas yang diikuti oleh 4.000 pelamar, padahal kursi yang tersedia hanya 1.000 buah.
"Bukan pekerjaan mudah menyaring calon mahasiswa jika hasil UN mereka mirip-mirip, sedangkan yang diterima terbatas," ujar Sofyan.
Humas Universitas Hasanuddin (Unhas) Dahlan Abubakar menilai, universitas belum yakin dengan sistem pengawasan UN. Dia melihat masih banyak kasus kebocoran soal dan karut-marut UN di kawasan-kawasan terpencil yang membuat hasil UN tidak optimal.
"Sistem pengawasan UN masih banyak kelemahan sehingga sulit dijadikan ukuran untuk masuk PTN," ujarnya. (INK/IRE/SIN)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.