Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meracik Portofolio Reksa Dana

Kompas.com - 10/04/2011, 04:28 WIB

Elvyn G Masassya/praktisi keuangan

Reksa dana merupakan alternatif investasi di pasar modal bagi kalangan yang tidak ingin membeli langsung saham maupun obligasi, baik karena alasan keterbatasan dana maupun alasan-alasan lain. Pada hakikatnya, reksa dana merupakan suatu keranjang yang berisi surat berharga, baik itu saham maupun surat utang, yang dikelola oleh manajer investasi dan kemudian dijual kepada investor.

Saat ini di pasar ada sekitar 700 produk reksa dana dengan berbagai jenis. Total dana yang terkandung di dalamnya, per Desember 2010, mencapai sekitar Rp 171 triliun. Jelas ini bukan angka kecil. Artinya, reksa dana memang sudah menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi investor, khususnya investor ritel.

Jika hendak berinvestasi dalam reksa dana, ada beberapa hal yang pantas dipertimbangkan. Pertama, reksa dana mesti diperlakukan sebagai salah satu bagian investasi saja. Artinya, jangan menempatkan semua uang Anda dalam bentuk reksa dana. Ini terkait dengan filosofi investasi, yakni sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan. Anda tentu sudah memiliki tujuan keuangan ketika memilih instrumen investasi, di mana reksa dana sebagai salah satunya.

Kedua, reksa dana mesti dibuatkan portofolio tersendiri, sebagai turunan dari portofolio investasi secara menyeluruh. Katakanlah, portofolio investasi Anda terdiri atas deposito berjangka, instrumen pasar modal, tanah, dan atau emas. Di dalam instrumen pasar modal itu ada saham, obligasi, dan juga reksa dana. Sebagaimana dipaparkan di atas, mungkin Anda enggan membeli saham dan obligasi secara langsung, maka pilihannya adalah reksa dana.

Untuk itu, reksa dana mesti dipilah lagi: mana yang akan Anda beli dan apa tujuannya. Konkretnya Anda mesti menentukan apakah reksa dana yang Anda beli dalam bentuk reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap (fixed income), reksa dana pasar uang, atau reksa dana campuran. Selain itu, ada pula yang disebut dengan reksa dana penempatan terbatas.

Ketiga, mengalokasikan dana secara proporsional pada setiap jenis reksa dana sesuai dengan tujuan dan karakteristik personal Anda. Ini penting karena risiko yang melekat pada reksa dana juga berbeda. Kalau Anda bertipe penghindar risiko, jenis reksa dana fixed income akan lebih tepat. Akan tetapi, kalau Anda tergolong investor agresif, pilihan yang paling sesuai adalah reksa dana saham atau reksa dana campuran.

Di luar itu, jika dana investasi cukup besar dan Anda sudah tergolong investor yang mumpuni, maka reksa dana penempatan terbatas adalah pilihan yang bisa dipertimbangkan. Reksa dana penempatan terbatas memang belum banyak ditawarkan, sebab selain hanya diperuntukkan bagi investor profesional, pengembalian modalnya juga cukup lama, tapi menjanjikan return yang besar.

Memilih produk reksa dana 

Alokasi baru tahap awal. Langkah berikutnya adalah memilih produk reksa dana itu sendiri sekaligus memilih manajer investasi yang akan mengelolanya. Kendati Anda sudah menentukan bahwa pilihan Anda adalah reksa dana saham, dalam realitasnya di pasar ada puluhan atau bahkan ratusan jenis reksa dana saham, dengan komposisi yang berbeda-beda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com