Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Tiga Langkah Tangani NII

Kompas.com - 27/04/2011, 14:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, pemerintah harus mengambil peran aktif untuk meluruskan ajaran Negara Islam Indonesia (NII). Pemerintah harus meluruskan bahwa Indonesia adalah majemuk dan Islam menjadi bagian dari kemajemukan tersebut. Oleh karena itu, semua pihak harus menghargai dasar negara sebagai alat pemersatu.

"Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, itu harus disosialisasikan kepada masyarakat sebagai semangat kebersamaan menghargai kemajemukan dan kebhinekaan," ungkapnya di Gedung DPR, Rabu (27/4/2011).

Selain itu, politisi PDI-P ini juga mengharapkan peran para tokoh Muslim untuk mengedepankan orasi bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bagian dari ajaran Islam. Para pemuka agama harus bekerja sama dengan pemerintah untuk memasukkannya dalam ajaran-ajaran di institusi pendidikan.

"Ketiga, ini tidak terlepas dari masalah kesejahteraan dan pendidikan. Negara harus betul-betul mengayomi dan memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada warganya," tandasnya.

Dalam dua pekan terakhir, adanya korban "cuci otak" yang diduga dilakukan oleh kelompok NII mencuat di sejumlah daerah. Di Malang, Jawa Timur, sejumlah mahasiswa menghilang dan diketahhui menjadi korban "cuci otak" yang direkrut oleh NII. Biasanya, para anggota NII mendekati dan merekrut mahasiswa yang baru masuk ke bangku perkuliahan. Mereka biasanya didekati dengan modus diminta menjadi responden penelitian:

Baca juga: Testimoni Korban NII (1): Dari Diskusi Seminar hingga Dibaiat Testimoni Korban NII (2): Ajaran NII: Menghapus Dosa dengan Uang Testimoni Korban NII (3): Modus Perekrutan Diminta Jadi Responden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com