Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Tindak Tegas NII

Kompas.com - 27/04/2011, 14:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, negara harus tegas menghadapi ancaman aktivitas Negara Islam Indonesia (NII). Ia menilai, NII berbahaya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Pernyataan Kalla merespons mulai kembali merebaknya aktivitas NII diketahui dengan menghilangnya sejumlah mahasiswa yang kemudian mengaku menjadi korban "cuci otak" oleh para aktivis NII.

"Tentu ini sangat berbahaya jika masih ada kelompok yang berbicara tentang NII dan membicarakannya," ujar Jusuf Kalla, seusai menghadiri "Seminar Satu Abad Mr. Sjarifudin Prawiranegara", di Gedung Bina Manajemen, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2011).

Menurut Ketua Palang Merah Indonesia ini, menangani NII memang merupakan beban tugas berat bagi pemerintah, apalagi kelompok ini sangat sulit dijangkau keberadaannya. Pemerintah, lanjutnya, harus cepat menyelesaikan dan melawan pikiran-pikiran menyimpang yang bisa disebarkan dengan mengatasnamakan agama dan ideologi kelompok tersebut.

"Pemerintah harus tegas melawan itu, siapa yang berbuat harus ditindak tegas," imbuhnya.

Seperti yang diketahui, sejumlah mahasiswa di Malang, Yogyakarta, dan Bogor diduga sudah menjadi korban cuci otak oleh kelompok yang menamakan diri NII. Mereka diberikan ideologi tentang sebuah negara di dalam negara. Di mana Negara Islam Indonesia, dinilai lebih baik daripada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para mahasiswa yang direkrut pun diminta membayar iuran wajib yang sudah ditentukan  nilainya jika masuk dalam kelompok itu. Kebanyakan perekrutan anggota NII ini dilakukan saat orientasi penerimaan mahasiswa baru.

Baca juga: Testimoni Korban NII (1): Dari Diskusi Seminar hingga Dibaiat Testimoni Korban NII (2): Ajaran NII: Menghapus Dosa dengan Uang Testimoni Korban NII (3): Modus Perekrutan Diminta Jadi Responden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com