Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Dokter Spesialis Belum Merata

Kompas.com - 30/04/2011, 07:30 WIB

Jakarta, Kompas - Jumlah dokter spesialis patologi klinik belum merata di Tanah Air. Padahal, peran mereka penting untuk bekerja sama dengan dokter bidang lain demi mengatasi masalah kesehatan, mulai infeksi hingga berbagai penyakit metabolisme.

Demikian diungkapkan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Lia G Partakusuma di sela Semiloka Mutu Laboratorium Medik Ke-9 bertema ”Laboratory Management of Body Fluids”, Jumat (29/4). Lia mencontohkan, hanya sekitar 60 persen rumah sakit tipe C di Indonesia punya dokter spesialis tenaga patologi klinik. Idealnya, setiap rumah sakit punya satu dokter spesialis itu. Rumah sakit tipe C didirikan di setiap ibu kota kabupaten dan menjadi rujukan puskesmas.

Pelayanan patologi klinik dengan dokter spesialis berperan penting, mulai upaya pencegahan seperti check up medis, penegakan diagnosis, pemantauan hasil terapi, hingga prognosis. ”Dokter spesialis patologi klinik di rumah sakit tipe C dapat pula memberdayakan dan melatih tenaga-tenaga laboratorium, termasuk di puskesmas,” ujar Lia.

Peran di Indonesia

Peran patologi klinik sangat penting di Indonesia yang berjuang mengatasi beban ganda kesehatan, di antaranya penyakit infeksi dan metabolisme.

Pada penanganan tuberkulosis, misalnya, belum semua tenaga puskesmas mampu menerapkan pemeriksaan mikroskopis, apalagi pembiakan kultur. Seorang tenaga patologi klinik bisa berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan analis, serta tak hanya berkutat di laboratorium.

Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan Zamrud Ewita Aldy mengatakan, pemerintah terus mengupayakan agar pelayanan laboratorium merata hingga puskesmas. Puskesmas minimal dapat memeriksa darah lengkap, urine lengkap, kimia darah, demam berdarah dengue, basil tahan asam dengan mikroskopis (untuk tuberkulosis), dan lemak darah. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com