Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Baru Mencetak Calon Pemimpin

Kompas.com - 02/05/2011, 11:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Didirikan pada 2001, Putera Sampoerna Foundation menjalankan kegiatan sosialnya dengan konsep filantrofi dengan misi untuk mencetak calon-calon pemimpin bagi Indonesia melalui pendidikan berkualitas. PSF mengukuhkan posisinya sebagai institusi bisnis sosial yang ingin mencetak pemimpin bangsa dan wirausaha handal guna menghadapi tantangan global. 

Membuka unit bisnis sosial tersebut, PSF berupaya tetap menggandeng mitra dan individu yang mendukung program-program pemberdayaan secara efektif dan berkesinambungan. Untuk tujuan itu, PSF memperkenalkan unit bisnis berbasis pendidikan, yaitu ACCESS, PSF School Development Outreach dan berbasis kewirausahaan, yakni Mekar.

Managing Director Putera Sampoerna Foundation Nenny Soemawinata mengatakan, unit bisnis inisiatif PSF ini menghasilkan dana yang keseluruhannya disalurkan guna membiayai kegiatan sosial secara berkesinambungan, serta merangkul lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.

"Inisiatif ini ditempuh untuk memberikan konstribusi lebih besar bagi masyarakat, tidak hanya bergantung dengan datangnya dana dari mitra," ujar Nenny kepada Kompas.com, Jumat (29/4/2011).

Ia mengatakan, konsep bisnis sosial merupakan pengembangan dari peran PSF selama ini sebagai operator corporate social responsibility (CSR). Pengembangan itu dilakukan sebagai upaya menjamin kesinambungan program kemasyarakatan yang dijalankan.

Selain mengandalkan dana individu dan perusahaan dalam menjalankan program sosialnya, PSF juga memperkenalkan konsep bisnis sosial melalui institusi profesional yang didirikan sebagai cara mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan sosial secara berkesinambungan.

"Dengan azas bisnis sosial itu, dana dan program kemasyarakatan yang dijalankan oleh PSF dapat berkembang dan mempunyai lebih banyak manfaat," kata Nenny.

Evolusi filantrofi

Di usia kesepuluh tahun ini, PSF berusaha berevolusi dari sebuah organisasi filantrofi menjadi Institusi Bisnis Sosial (Social Business Institutions). Sampai saat ini, PSF menyalurkan lebih dari 34.600 beasiswa, menyelenggarakan pelatihan untuk lebih dari 14.000 guru dan kepala sekolah, mengadopsi 17 sekolah negeri dan 5 madrasah.

"Konsep bisnis sosial ini justeru memungkinkan kami menjalankan semua program kegiatan sosial secara berkesinambungan," ujar Nenny.

Ia berharap, berbagai inisiatif penggalangan dana tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan awal PSF dalam menjalankan sistemnya, yakni mencetak 1.000 pemimpin masyarakat setiap tahun yang berkualitas ke dalam sektor swasta maupun kembali ke komunitasnya untuk membuat perubahan.

"Kami menginginkan program-program yang holistik dan menyeluruh, karena untuk menciptakan pemimpin itu diperlukan usaha menyeluruh dan total dalam prosesnya," kata Nenny.

Sebagai penyangga tujuan itu, PSF menyiapkan empat pilar utamanya, yaitu penyediaan fasilitas pendidikan bagi pelajar Indonesia berprestasi dari keluarga prasejahtera. Contoh telah dijalankannya adalah pendirian Sampoerna Academy dan Sampoerna School of Education (SSE). Pilar kedua, PSF membangun keterampilan kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan kewirausahaan yang diterapkan melalui pendirian Sampoerna School of Business (SSB). 

Pilar ketiga, meningkatkat kualitas masyarakat melalui pemberdayaan wanita (Yayasan Sahabat Wanita), dan Program penyaluran bantuan dan pertolongan rehabilitasi bencana (Bait Al Kamil).

"SSB ini didirikan sebagai bagian dari rencana perwujudan Sampoerna University yang juga untuk mengantisipasi adanya lonjakan pelamar kerja. Pada akhirnya, semua saling terkait satu sama lain guna mencapai tujuan kami," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com