Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari, Berburu Beasiswa! (Bagian II)

Kompas.com - 04/05/2011, 17:30 WIB

Oleh Tony D Widiastono dan Atika Walujani M  

KOMPAS.com - Kesempatan studi bagi siswa-siswi cerdas dengan keterbatasan ekonomi itu bisa diraih lewat lembaga-lembaga penyedia beasiswa. Caranya?

Umumnya, peminat harus melamar beasiswa lebih dulu ke lembaga-lembaga pengelola beasiswa. Jika sudah pasti mendapat beasiswa, baru mendaftar ke perguruan tinggi di negara terkait.

Namun, ada lembaga pengelola yang mensyaratkan peminat diterima terlebih dulu di perguruan tinggi. Kemudian, bukti penerimaan di perguruan tinggi itu digunakan untuk melamar beasiswa.

Adapun formulir pendaftaran bisa diperoleh di lembaga terkait atau diunduh dari situs lembaga pengelola beasiswa. Formulir yang telah diisi lengkap kemudian dikirim bersama dokumen yang dipersyaratkan. Misalnya, salinan ijazah dan daftar nilai yang diterjemahkan dan dilegalisir, surat keterangan orangtua (untuk mengikuti program bachelor), surat rekomendasi dari perusahaan, tokoh masyarakat atau profesor di universitas terkemuka (untuk yang sudah bekerja dan hendak mengikuti program magister atau doktoral), serta surat lamaran atau pernyataan motivasi.

Dalam surat tersebut, si pelamar harus bisa menjelaskan latar belakang pendidikan atau pekerjaannya, tujuan belajar, alasan memilih bidang studi, serta rencana masa depan terkait ilmu yang dipelajari dan manfaatnya bagi masyarakat. Jika diundang untuk wawancara, pelamar juga harus mampu meyakinkan tim seleksi.

Intinya, si pelamar harus menunjukkan pemahaman yang memadai mengenai bidang yang hendak dipelajarinya, punya semangat tinggi, kesiapan mental untuk menghadapi budaya dan situasi berbeda, serta rencana yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan setelah menyelesaikan studi.

Syarat berbeda-beda

Meski ada banyak lembaga penyedia beasiswa, tetap diperlukan kejelian dalam memilih dan memahami persyaratan yang diberlakukan. Perlu diingat, mengirimkan begitu saja sebuah lamaran beasiswa, bisa jadi, malah berbuah bencana.

Sebagai contoh, Yayasan Toyota dan Astra (YTA) telah memberikan bantuan penelitian tesis atau disertasi bagi 69 mahasiswa S-2 dan S-3, serta 15.261 penerima beasiswa dari program S-1 reguler, serta Politeknik YTA. Berbagai program beasiswa di yayasan itu memiliki persyaratan dan sasarannya sendiri-sendiri.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com