Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Belajar Bahasa Asing di Kampong Bahasa

Kompas.com - 04/05/2011, 21:37 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com — Desa Pelem dan Desa Tulungrejo di Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur, disebut sebagai Kampong Bahasa bukan karena banyaknya turis. Nama itu bukan juga ada karena banyaknya barang peninggalan zaman penjajahan Inggris. Nama itu disandang karena banyaknya lembaga kursus bahasa asing.

Slamet Hadi, seorang pengelola salah satu lembaga kursus di Pelem, mengatakan, setidaknya ada lebih dari 84 lembaga bahasa asing yang berdiri secara independen dan tersebar di beberapa titik. Mulai dari bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Mandarin, hingga bahasa Jepang. "Namun yang paling dominan adalah bahasa Inggris," ujar Hadi Slamet, Rabu (4/5/2011).

Dari bahasa Inggris, materi yang diajarkan juga variatif. Mulai dari speaking, pronunciation, grammar, listening, translation, dan test of english as foreign language (TOEFL). Semua cabang kemampuan tersebut disuguhkan dari berbagai level, mulai dasar hingga kelas mahir.

"Banyaknya pilihan itu yang membuat banyak orang datang ke Pare," tambah Hadi, yang menamai lembaganya Bright English Study With Achivement Need (BESWAN).

Meski dalam dunia lembaga bahasa asing, rata-rata cara pembelajaran yang diterapkan di dua desa itu jauh dari kesan eksklusif. Proses transformasi pengetahuan antara guru dan peserta didik tidak terjadi dalam kelas yang dibangun penuh dengan fasilitas, tetapi lebih pada kelas ala kadarnya.

Karena itu jangan kaget kalau di Kampong Bahasa ini kemudian ditemukan beberapa kelompok kelas yang kegiatan belajar-mengajarnya berlangsung di bawah pepohonan.

Inilah yang menjadi ciri khas dari tempat yang sudah terkenal di Indonesia itu. "Saya malah senang situasi ini. Nyaman tentram, dan penyerapan materi pelajaran juga maksimal," ujar Vivi Setyaningrum, peserta kursus asal Depok, Jawa Barat, yang sudah empat bulan belajar bahasa Inggris di lembaga kursus Global.

Senada dengan Vivi, Valentino dari Ambon juga mengungkapkan bahwa lingkungan belajar model demikian yang membuatnya datang jauh-jauh untuk belajar. "Nyaman kok, lebih asyik dan santai," ujar pemuda lulusan sebuah sekolah pelayaran di kotanya itu.

Sementara itu, Zulkifli, salah satu pengajar di Global, mengatakan bahwa lembaganya punya kelas yang layak untuk peserta didiknya. Namun, belajar di bawah pepohonan dilakukan agar membuat suasana yang berbeda.

"Namanya juga kampung bahasa, ya begini ini," ujar Zulkifli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com