Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayang...Pancasila Cuma Sebatas Kognitif

Kompas.com - 06/05/2011, 13:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi pendidikan, Arief Rachman, mengatakan, saat ini berbagai masalah dapat muncul jika hanya menekankan aspek kognitif dalam proses pembelajaran dalam penerapan ideologi Pancasila. Salah satunya adalah mudahnya pergerakan Negara Islam Indonesia (NII) menyusup ke dunia pendidikan.

Arief mencontohkan, ada seorang anak yang telah belajar Pancasila, agama, bahkan tentang cara berwarganegara yang baik. Namun, jika anak tersebut hanya diajarkan dalam aspek-aspek kognitif, ketika masuk konsep yang diikuti dengan latihan-latihan dalam diskusi atau seminar buatan NII, anak-anak tersebut justru dapat terjerumus ke dalamnya.

"Jika dalam seminar sudah memberikan pendapat, itu berarti si anak telah menunjukkan sikapnya. Jika itu diasah terus, akhirnya aspek kognitif bisa tergeser oleh afektif yang dibangun NII," kata Arief.

"NII adalah suatu pelajaran yang keras di Indonesia, yaitu supaya kita memperhatikan masalah sikap dan pengamalan aspek-aspek afektif dan psikomotor dalam menanamkan ideologi Pancasila dalam dunia pendidikan saat ini," imbuhnya.

Sebelumnya Arief juga mengatakan, bagian terpenting penanaman ideologi Pancasila di dunia pendidikan saat ini tidak hanya meliputi materi, tetapi juga sikap-sikap yang dibentuk dalam nilai Pancasila itu sendiri. Pasalnya, meskipun seorang anak diberikan mata pelajaran tersebut, belum tentu anak itu menjadi seorang pancasilais.

Arief menambahkan, ideologi Pancasila tetap relevan sampai kapan pun bagi bangsa Indonesia. Ia menilai, walaupun saat ini pelajaran Pancasila sudah tidak terdapat lagi dalam kurikulum, penanaman ideologi tersebut dapat secara langsung diterapkan dalam proses mengajar.

"Yang terpenting adalah mengaktualisasikan dalam contoh-contoh problematik saat ini, karena Pancasila tetap relevan," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com