Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh... Pelajar Keluhkan Bus Sekolah!

Kompas.com - 10/05/2011, 19:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pelajar pengguna bus sekolah mengeluhkan pelayanan petugas bus sekolah yang kurang baik. Hal itu menjadi salah satu faktor para pelajar enggan menumpang bus sekolah.

"Sopir bus sekolah pas nyetir kadang sambil teleponan, kadang enggak dengar kalau diberhentikan di tempat tujuan," ujar siswi SMA Negeri 14, Erni, saat "Sosialisasi Bus Sekolah 2011" di Gedung Dewan Pers Jakarta, Selasa (10/5/2011).

Sosialisasi bus sekolah ini dihadiri juga oleh Ellen Tangkudu dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Nyoman Teguh Prasidha dari Dewan Transportasi Kota Jakarta, Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Bus Sekolah Benyamin Bukit, Darmaningtyas selaku pengamat transportasi, serta Sari Mumpuni dari PT Bianglala Metropolitan sebagai operator bus sekolah.

Kebiasaan sopir bus mengemudi sambil menggunakan telepon seluler itu ternyata tidak hanya sekali terjadi. Tentu saja kejadian itu membahayakan keselamatan penumpang. Hal itu menjadi sepenuhnya tanggung jawab jasa operator.

"Sopir, kondektur, dan keselamatan penumpang itu merupakan tanggung jawab operator. Oleh karena itu, kami akan langsung menindak petugas yang lalai saat bertugas. Jadi, jika memang terjadi, jangan takut untuk mengadukan kepada kami," tutur Sari.

Selain itu, para pelajar juga mengaku kesulitan saat akan naik bus sekolah karena tidak ada halte atau tempat pemberhentian bus sekolah. Di sisi lain, bus sekolah terkadang juga tidak mau berhenti untuk mengangkut penumpang begitu saja.

"Nantinya kami akan coba membuat halte bus sekolah yang dicat dengan warna kuning. Letak dari halte tersebut dipilih yang dekat dengan lokasi sekolah," ujar Benyamin Bukit.

Ia menambahkan, untuk sementara ini masih ditoleransi untuk mengangkut penumpang pelajar meski tidak dari halte. Kemudian, untuk menanggulangi benturan dengan metromini, Benyamin akan menghubungi pihak terkait.

"Bus sekolah memang dibuat untuk pelajar. Metromini, kan, transportasi publik, jadi bisa mengangkut yang lain," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com