Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 49,2 Miliar yang Patut Dipertanyakan

Kompas.com - 13/05/2011, 16:13 WIB

Oleh Alwin Khafidhoh

KOMPAS.com - Dalam pidato sambutannya di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengungkapkan, bahwa pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting dan mutlak. Mendiknas mengatakan, karakter yang ingin dibangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa.

Karakter yang dibangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi.

Menilik kembali ucapan Ki Hajar Dewantara, makna pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak agar dapat mencapai kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2011, mata anggaran pendidikan karakter berada di bawah Sekretariat Direktorat Pendidikan Dasar sebagai bagian dari dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Kegiatannya meliputi pembinaan agama dan akhlak mulia (18 kegiatan) memakan anggaran Rp 14.5 miliar, pembinaan kewarganegaraan dan kepribadian (16 kegiatan) sebesar Rp 12.2 miliar anggaran, pembinaan pendidikan estetika (8 kegiatan) sebesar Rp 8 miliar, dan peningkatan kualitas jasmani peserta didik (15 kegiatan) menghabiskan Rp 14.5 miliar. Jadi, alokasi untuk pembinaan pendidikan karakter di Kemdiknas sebesar Rp 49,2 miliar.

Alokasi itu terkesan sebagai program titipan, karena lokasinya ada di bawah sekretariat atau bagian dari biaya manajemen, bukan masuk dalam pengembangan kurikulum sekolah atau dalam program pendidikan nonformal. Dari jumlah kegiatan juga tidak relevan (terlalu sedikit) dijalankan oleh pemerintah pusat yang mengelola 33 propinsi dan 497 kota/kabupaten.

Indikator kinerja kegiatan tersebut juga tidak jelas output-nya. Dari profil anggaran tersebut terlihat, bahwa tafsir pendidikan karakter oleh Kemdiknas masih meraba-raba, baru sekedar jargon.

Pun, faktanya, ujian nasional (UN) yang mendidik siswa dan guru berbuat curang tetap dipertahankan meskipun protes dari masyarakat tak henti mengalir kencang. Lalu, apakah pentingnya pendidikan karakter tercermin dalam anggaran ini?

Penulis adalah Peneliti Anggaran di Bandung Institute of Governance Studies (BIGS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com