JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan mengevaluasi secara mendalam di sejumlah daerah yang memperoleh nilai ujian nasional (UN) rendah. Bahkan, ada beberapa sekolah di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, Simeulue Aceh, Jambi, Urei Fasei Papua, dan Kian Darat Maluku, yang siswanya tidak lulus UN 100 persen.
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, selain menjadi tolak ukur penentu kelulusan, hasil UN juga dipakai sebagai upaya untuk memetakan pendidikan di Indonesia.
"Tadi, kan, ada sekolah yang tidak lulus 100 persen, itu bisa langsung kita petakan, ada apa di sekolah itu? Kenapa mereka tidak lulus? Jadi, dari pemetaan itu tujuannya untuk perbaikan," kata Nuh, Jumat (13/5/2011) di Jakarta.
Rencananya, perbaikan dan evaluasi juga akan dilakukan secara mendalam ke sejumlah daerah yang rutin mengalami nilai UN rendah, setidaknya dalam dua tahun terakhir. NTT, misalnya, sepanjang dua tahun ini masih memiliki nilai UN paling rendah.
"Kami pernah melakukan intervensi di NTT tahun lalu. Nanti, dengan data itu kawan-kawan bisa menganalisis lebih dalam lagi kenapa ketidaklulusannya bisa mencapai 5 persen. Ini sekaligus untuk kita melihat apakah ada perbaikan dari lulusan tahun lalu, yaitu bagaimana kabupaten yang dulu telah mendapatkan intervensi kebijakan itu ada perubahan di UN sekarang atau tidak," ujar Nuh.
Selain itu, Mendiknas juga menambahkan, pelaksanaan UN semakin kredibel. Ke depannya UN akan dijadikan sebagai pintu masuk ke perguruan tinggi.
"Karena sudah kredibel, jadi UN kita pakai sebagai bagian dari syarat masuk ke perguruan tinggi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.