Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nomor Ganda Bertebaran

Kompas.com - 01/06/2011, 16:02 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Pada hari pertama penyelenggaraan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, Selasa (31/5/2011), banyak ditemukan nomor ganda peserta di sejumlah kota. Selain di Makassar, nomor ganda juga ditemukan di Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Purwokerto.

"Kami menduga, kasus ini bukan perjokian, tetapi kesalahan administrasi," kata Profesor Dadang Suriamiharja, Pembantu Rektor I Universitas Hasanuddin, selaku Ketua Panitia Lokal 82 Unhas.

Ia mengatakan, nomor peserta diperoleh setelah siswa mendaftar secara online. Di Makassar, Sulawesi Selatan, peserta yang bernomor ganda dikarantina lebih dahulu dan dicek berdasarkan Album Bukti Hadir Peserta (ABHP). Mereka dipindahkan ke luar ruang ujian. Nama peserta yang ada di ABHP diizinkan melanjutkan ujian, sedangkan yang tidak ada dilaporkan dulu ke kantor Unhas.

Setelah dicek, berdasarkan nomor identitas, alamat, foto, dan tahun angkatan kelulusan, peserta yang tidak ada di ABHP memang berhak mengikuti ujian. Panitia memberikan nomor baru. Setidaknya 21.645 peserta bertarung untuk merebut 3.169 kursi yang disediakan Unhas.

Di kota Solo, Jawa Tengah, ditemukan empat nomor ganda dari delapan peserta. Temuan tersebut lalu segera diatasi panitia dengan membuat nomor peserta baru saat itu juga.

Rektor Universitas Sebelas Maret Solo Prof Ravik Karsidi mengatakan, nomor peserta ganda juga ditemui di Kota Semarang (10 nomor), Yogyakarta (7 nomor), dan Purwokerto (7 nomor).

"Semuanya sudah teratasi. Begitu mengetahui adanya nomor ganda, panitia segera menghubungi pusat data di Surabaya. Dari sana, nomor baru diberikan," kata Ravik.

Dengan demikian, nomor peserta yang memiliki nomor ganda diganti dengan nomor baru sehingga dalam lembar jawaban komputer yang tertera adalah nomor baru.

Relatif lancar

Di sejumlah kota lainnya, seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Padang, dan kota lain, penyelenggaraan SNMPTN relatif lancar. Ada beberapa peserta yang datang terlambat, tetapi masih bisa ditoleransi panitia.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com