”Ada perubahan paradigma. Jika sebelumnya daerah perbatasan merupakan daerah belakang, saat ini menjadi beranda depan,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam kunjungan kerja di Merauke, Papua, Jumat (3/6).
Pada kesempatan itu, Mendiknas meresmikan pembukaan selubung nama Universitas Musamus. Sebelumnya universitas ini merupakan perguruan tinggi swasta bernama Sekolah Tinggi Teknologi Merauke di bawah Yayasan Anim Ha Merauke.
Akhir tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan lima perguruan tinggi negeri (PTN) baru di daerah perbatasan. Kelima perguruan tinggi itu adalah Universitas Musamus Merauke; Universitas Borneo di Tarakan, Kalimantan Timur, serta Universitas Bangka Belitung. Untuk politeknik negeri baru di wilayah perbatasan, yakni Politeknik Bangka Belitung dan Politeknik Batam.
”Ada satu lagi yang sedang dalam proses, sebuah universitas di Kepulauan Riau yang berbatasan dengan Singapura,” kata Nuh.
Philipus Betaubun, Rektor Universitas Musamus, Merauke, menjelaskan, kampus ini menampung mahasiswa dari selatan Papua, seperti Merauke, Boven Digoel, Asmat, dan Mappi.
Pengembangan kampus terus dilakukan, termasuk persiapan untuk membuka pendidikan kedokteran dan keperawatan yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di Papua.
Nuh mengatakan, untuk mengonversi PTS menjadi PTN ada sejumlah syarat, misalnya PTS harus memiliki izin dan menyerahkan aset kepada negara, termasuk juga pegawai.
Secara terpisah, Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Baltazar Kambuaya saat menerima kunjungan Mendiknas menyatakan sepakat dengan Mendiknas yang menekankan perlunya perlakuan khusus bagi guru di daerah terpencil.
Karena itu, Uncen menjalin kerja sama dengan sejumlah kabupaten di Papua, seperti Merauke, Asmat, dan Mappi, dalam pendidikan guru. Setelah selesai kuliah, guru-guru tersebut langsung diangkat menjadi guru oleh pemerintah kabupaten bersangkutan.